SURABAYA, beritalima.com|
Kabar membanggakan kembali datang dari mahasiswa Universitas Airlangga (Unair). Mereka adalah Bernika Citra (FISIP ’21), Ria Chusnita (FKG ’19), Intan Fairuz Zakia (FK ’20), Nuzula Maghfiro (FIB ’19), Yahya Bachtiar Ivansyah (FTMM ’22), dan Bakdiyatul Mukarromah (FIB ’20).
Kelimanya berhasil menyabet medali emas dalam World Young Inventors Exhibition (WYIE) 2023.
Kompetisi tingkat internasional itu diselenggarakan oleh International Invention, Innovation, and Technology Exhibition (ITEX) dan berlangsung pada 10-13 Mei, 2023 di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia.
Manfaatkan Limbah
Bernika mewakili tim menjelaskan bahwa mereka mengajukan gagasan berupa sabun kertas yang mereka namai T-Soap (Travel Friendly Paper Soap). Sabun tersebut berbahan dasar limbah sayur dan buah-buahan yang telah mengalami fermentasi.
“Kami membuat sabun kertas dari limbah sayur dan buah-buahan. Limbah sayur dan buah-buahan difermentasi kurang lebih selama 3-6 bulan,” ujar Bernika.
Setelah mengalami fermentasi, olahan limbah sayur dan buah-buahan mendapat tambahan berupa cairan untuk pembuatan sabun kertas (paper soap). Cairan tersebut diaplikasikan pada water soluble paper, lalu tunggu hingga kering dan sabun kertas siap digunakan.
Pemilihan limbah sebagai bahan dasar, bermula dari rasa kepedulian terhadap besarnya jumlah limbah di dunia, khususnya Asia. Oleh karena itu, Bernika dan tim berupaya mencari inovasi pengelolaan limbah sehingga menghasilkan produk yang bermanfaat dan ramah lingkungan.
“Kami mengamati tingginya limbah di dunia utamanya di Asia, sehingga kami mencari inovasi pengelolaan limbah yang mampu diubah menjadi suatu produk yang bermanfaat,” ujar Bernika.
Keunggulan
Selain mampu mengatasi permasalahan limbah, gagasan yang dicetuskan Bernika bersama tim juga mampu menjadi solusi atas masalah kesehatan khususnya bagi para traveller.
Mereka melihat, para traveller merupakan kelompok yang rentan terjangkit penyakit akibat mikroba saat bepergian. Oleh karena itu, mereka menciptakan sabun yang tidak hanya praktis tetapi juga aman karena tidak menggunakan bahan kimia dalam pembuatannya.
Selain itu, sabun ini juga memiliki sifat anti bakteri, khususnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
“Kami menemukan permasalahan di mana para traveller ketika bepergian mereka memiliki persentase tinggi untuk terjangkit penyakit melalui mikroba,” ungkap mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan itu.
“Selain itu, sabun yang kami ciptakan juga memiliki keunggulan lain yaitu sifatnya yang praktis, efisien, ramah lingkungan, dan tanpa bahan kimia,” tandasnya.
Tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Bernika dan tim lantaran gagasannya berhasil memenangkan kompetisi internasional. Oleh karena itu, ia berharap agar keberhasilannya itu mampu memantik mahasiswa Unair lainnya untuk terus mengharumkan nama Unair di kancah internasional.
“Harapan saya, adanya prestasi ini dapat memantik mahasiswa untuk terus berprestasi dan mengharumkan nama Unair di kancah internasional,” tutupnya. (Yul)