Cita Rasa Khas Kopi Bukit Sembrani, Gula Pasir Terasa Gula Batu

  • Whatsapp

WONOSOBO, beritalima.com – Tanaman kopi di Kabupaten Wonosobo semakin menasional. Terbukti beberapa waktu yang lalu Kopi Sembrani sebutan kopi yang ditanam kelompok tani Bumiasih dari Bukit Sembrani di Dusun Krinjing Desa Depok Kecamatan Watumalang ini tampil dalam kontes kopi tingkat nasional.

“Kami tidak menyangka bahwa keikutsertaan kopi produksinya dalam Kontes Kopi Nusantara di Jember ini mendapatkan predikat 10 terbaik, pasalnya kelompoknya baru menanam kopi sekitar 3 tahunan ini.” Klaim Hartoyo.

Bacaan Lainnya

Dia menambahkan, dengan kondisi tersebut produksinya pun masih belum maksimal walaupun produksi kami belum besar namun permintaan konsumen dari penikmat kopi dari beberapa daerah semakin meningkat.

“Kami prediksi di tahun depan kita sudah bisa memproduksi lebih dari 16 kuintal kopi dengan kualitas terbaik sekali panen.” Tandas ketua kelompok tani Bumiasih ini.

Pria pengelola obyek wisata bukit Sembrani ini melanjutkan, dasarnya adalah kelompoknya saat ini menanam lebih dari 24.000 batang pohon kopi dengan asumsi pohon kopi yang siap panen dalam setahun sejumlah 10.000 batang pohon dengan satu pohon menghasilkan 1 Kg biji kopi basah.

Kopi yang ditanam Kelompok binaan Indonesia Power ini berjenis arabika dengan aroma dan cita rasa khas yang tidak dimiliki oleh tanaman sejenis dari daerah lain.

“Keunggulan lain kopi kami bila diberi gula pasir rasanya seperti gula jawa (gula merah dari pohon kelapa. Red).” Kata Hartoyo.

Cita rasa kopi yang khas tersebut dibenarkan oleh Aris, Salah satu penikmat kopi dari Kecamatan Selomerto yang baru merasakan seduhan kopi dari Bukit Sembrani ini.

“Hm … nikmatnya jauh beda dengan kopi yang lain. Rasanya itu lo !” Kata Aris setelah sruputan terakhir dari cangkirnya.

Tak beda jauh disampaikan Oni yang sering menikmati kopi dari bukit di bawah Gunung Bisma ini.

“Kalau saya beda, ngopi tanpa diberi gula. Kopi dari bukit sini terasa ada asamnya yang segar, rasa kopinya tajam namun pas untuk di sruput.” Kata penggiat budaya ini.(Edi/budi)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *