Elvira Mustamin
Mahasiswa FDK UIN Alauddin Makassar
Melaporkan dari Samata Gowa
Tradisi ngabuburit menjelang berbuka puasa biasanya dilakukan mayarakat Kota Makassar dengan jalan-jalan sore sambil membeli jajanan maupun kuliner untuk berbuka.
Namun, lain halnya dengan para mahasiswa Universitas Negeri Makassar ini. Para mahasisiwa ini justru menghabiskan ngabuburitnya dengan berjualan takjil.
Salah seorang mahasiswi, Novi (20) mengungkapkan, kegiatannya berjualan takjil selain menunggu berbuka, keuntungan hasil penjualan takjil diperuntukan sebagai tambahan biaya kuliah.
“Sambil menunggu berbuka, saya berdagang takjilan. Mudah-mudahan dapat rezeki tambahan untuk biaya kuliah,” katanya.
Jenis takjil yang dijual pun beragam, mulai dari kolak, es pisang ijo, makanan ringan hingga es buah dengan harga terjangkau mulai dari Rp 5.000. Sebagian bahan dagangan yang dijajakan para mahasisiwa ini merupakan titipan dari pemilik kost tempat mereka tinggal.
“Ada kolak, es pisang ijo, makanan ringan dan es buah. Harganya Rp 5.ooo, semua. Saya hanya ambil untung sedikit,” tambahnya.
Dikatakan Novi, keuntungan penjualan takjilan tersebut disimpan untuk keperluan kuliah dan sebagian lainnya dijadikan tambahan modal untuk esok hari.
Ia mengaku baru pertama kali menjajakan takjil seperti ini. Biasanya ia berjualan di sekitar Anjungan Pantai Losari Makassar.