LABUSEL- Usai berkeliling di pasar tradisional Aek Nabara, Rantauprapat,
Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatera Utara (Sumut), Sabtu (10/3),
Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumut Sihar Sitorus berjalan kaki
menelusuri jalan lintas Aek Nabara negeri lama.
Di tengah perjalanan, Sihar berhenti sejenak disalah satu warung tenda
yang menyediakan cendol. Jika biasanya Sihar singgah ditemani puluhan
relawan, kali ini Sihar hanya masuk ke warung tersebut ditemani salah
seorang stafnya.
Di warung tenda itu Sihar duduk dan meminta segelas cendol dingin. Sihar
duduk dihadapan seorang perempuan muda yang juga sedang menikmati
segelas cendol. Sihar pun menyapa perempuan yang diketahui bernama
Mayani Rumapea. Perempuan warga Kecamatan Pangkalan, Kampung Padang itu
ternyata seorang guru honorer yang mengabdi di salah satu sekolah Dasar
di Kampung Bangun Kecamatan Kampung Rakyat Labusel.
Setelah memperkenalkan dirinya, guru honorer itu menceritakan bahwa
sebagai guru honorer, perbulannya ia mendapatkan gaji Rp 800 ribu.
Mayani mengatakan, jika dilihat dari ukuran kebutuhan hidup, maka honor
tersebut tidaklah cukup.
Karena itu, dia setiap bulannya ditopang bantuan dari oppung nya agar
dapat mengabdi sebagai guru. “Saya harus terus mengabdi, karena saya
guru. Kalau dari segi pendapatan sangat kurang. Tetapi saya punya
tanggungjawab moral untuk terus mengajar,” katanya, Sabtu (10/3)
dihadapan Sihar.
Mayani berharap, agar pemerintah membantu operasional mereka. Sebab
mereka adalah tenaga pengajar yang mengabdikan diri untuk para Siswa.
“Kalau harapan kami, ada bantuan nantinya kepada kami pak. Agar kami
dapat terus mengabdi. Mengabdi sebagai guru honorer untuk mendidik
anak-anak di daerah Sumut,” ujarnya.
“Angka gaji kami itu sangat kecil, sehingga kami berharap kelak apabila
Djarot-Sihar terpilih, mereka memikirkan nasib kami. Mungkin nanti kami
bisa dibantu dari APBD Provinsi,” terangnya.
Menyikapi hal itu, Sihar mengatakan, mereka sedang mempersiapkan program
pendidikan di daerah. Termasuk program pemaksimalan pengembangan dan
memperjuangkan nasib para guru tersebut. Karena DJOSS berkomitmen
membangun Sumut agar rakyat tidak bodoh, tidak lapar dan tidak sakit.
“Gimana rakyat pintar kalau gurunya tersiksa. Jadi ini akan kita
perjuangkan bersama,” ujar Sihar.
“Karena dasar dari pendidikan ada pada guru yang menerapkan ilmu. Jika
guru mengabdikan diri, maka kita harus menghargai pengabdian itu,”
tandasnya.(*)