JAKARTA, Beritalima.com– Masih banyak isu-isu terkait perempuan dalam bidang keinsinyuran, antara lain sedikitnya role model perempuan insinyur, adanya diskriminasi dalam penugasan serta stereotip bahwa STEM bukan untuk perempuan.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Komisi X DPR RI yang juga Ketua Forum Perempuan Insinyur, Dr Hj Hetifah Sjaifudian ketika tampil sebagai pembicara dalam diskusi bertajuk ‘Perempuan Insinyur Bicara New Normal’ yang digelar Persatuan Insinyur Indonesia (PII) melalui PII Learning Center, Sabtu (13/6). Selain Hetifah, juga tampil sebagai pembicara, Asanilta Fahda selaku perempuan insinyur muda.
Hetifah mengaku, sangat menyayangkan hal tersebut. Padahal, ungkap Wakil Ketua Umum Partai Golkar tersebut, kita membutuhkan partisipasi perempuan di bidang keinsinyuran. “Perempuan menawarkan perspektif berbeda dari laki-laki dalam memecahkan masalah. Adanya komposisi yang setara antara perempuan dengan laki-laki dalam keinsinyuran bakal memberikan pemahaman dan solusi pemecahan masalah yang lebih komprehensif.”
Pada kesempatan itu, Hetifah menjelaskan mengenai Forum Perempuan Insinyur PII. “Forum ini dibuat antara lain untuk memberikan kesempatan kepada perempuan insinyur untuk membagi pengalamannya dengan orang banyak. Program-programnya antara lain adalah pembangunan kapasitas dan kepemimpinan perempuan insinyur, serta pengabdian masyarakat.” jelas wakil rakyat dari Dapil Provinsi Kalimantan Timur ini.
Sementara itu, Asanilta malah menekankan kepada peran insinyur dalam menghadapi new normal. “Masalah yang harus ditangani dalam New Normal bukan hanya terbatas pada kontak dan kesehatan fisik. Terdapat masalah-masalah dalam bidang-bidang lain yang yang juga bisa dibantu dengan peran teknologi, insinyur, dan anak muda,” jelas dia.
Asanilta yang lulusan teknik informatika ITB ini mengemukakan, dengan adanya pandemi, terjadi ledakan penggunaan untuk aplikasi e-commerce. “Peningkatan penggunaan e-commerce meningkat hingga 5-10 kali, dan 51 persen penggunanya baru pertama kali belanja online di saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Ini kesempatan yang sangat besar juga bagi Ibu-Ibu di rumah untuk menggerakkan ekonomi melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),” ungkap dia. (akhir)