NTB LOMBOK, beritalima.com – Tujuh bulan berlalu gempa Lombok sejak juli 2018, meluluhlantakkan pemukiman di Kabupaten Lombok Utara Mataram, Lombok Barat, lombok Tengah, dan Lombok timur sekitarnya. Bahkan getaran dahsyatnya terasa hingga radius puluhan kilometer di seantero pulau Lombok dan bali, Tapi ganti rugi seperti yang dijanjikan pemerintah tak kunjung tiba. Sementara masih banyak warga Lombok korban gempa , yang belum memiliki tempat tinggal. Mereka belum bisa membangun rumah sebab biaya bahan bangunan melonjak. Hal inilah yang menyebabkan korban bencana gempa Lombok menagih janji ke pemerintah setelah 7 bulan nihil.
Kekecewaan korban bencana di Lombok tentu menimbulkan pemasalahan baru. Jika memang pada waktu itu kucuran dana dan bantuan dari negara-negara lain langsung diberikan secara merata kepada korban bencana,
Tujuh bulan berlalu setelah bencana Gempa 7.0 SR dan ribuan kali gempa susulan mengguncang Lombok . Ternyata pemerintah belum juga menepati janji memberikan uang ganti rugi sebesar Rp 50.000.000 kepada warga korban bencana Lombok . Warga berharap agar kesulitannya segera terbantu. Bukan malah mendapat janji-janji kosong dari pemerintah.
Hal ini disampaikan oleh Muhsini salah satu warga Dusun orong puncak Desa Gegerung Kecamtan Lingsar Lombok barat, dia menuturkan sampai detik ini tidak ada bantuan yang maksimal diberikan selain sepandek 9 lembar, Dan sekarang muhsinin dan warga di sekitar dusun itu yang berjumlah 80 KK ,tetap berharap di ujung asa agar mereka dan teman temannya yang lain bisa hidup layak dan punya tempat tinggal yang layak,
Dari pantauan kami Muhsinin 30 Tahun Sekarang terpaksa tinggal di sebuah bekas kandang sapi beratapkan sepandek yang diberikan, Dan berdinding terpal, kalu malam kedinginan, ditambah lagi sekarang musim hujan kadang air hujan sampai masuk ketempat tidurnya, Kedinginan jangan ditanya, belum lagi anak anaknya yang terpaksa tidur ditempat yang jauh dari layak,
Menunggu kabar baik adalah pekerjaan tiap hari mereka,menanti ada kabar gembira tentang nasip mereka dari pemerintah, supaya mereka bisa merajut hidup disudut asa yang makin punah,”kami sangat berharap kepada pemerintah melihat kondisi kami seperti ini pak”,tandasnya Jangankan puluhan juta sekedarnya saja kami mau untuk bantu membuat hunian yang layak untuk kami dan anak anak kami” harapnya,
Warga Dusun Orong Puncak,Mengikis puing puing rumahnya berharap ada yang bisa dijadikan penyanggah rumah yang bisa dipakai untuk membangun sekedar tempat berteduh dari guyuran hujan, dan sengatan terik matahari Sesekali mereka Tertengadah memanjat Ridho ilahi berserah diri karna semuanya adalah kehendak sang kholid,berharap tetap ada di ujung asa yang makin pudar,
(B5,Rois yustisio)