Daniel Johan; Hoaks Jangan Sampai Pecah-belah Bangsa

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Anggota MPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Daniel Johan berharap Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan aparat harus mengantisipasi beredarnya hoaks menjelang pelaksanaan pesta demokrasi, 17 April mendatang.

Dengan cepat melakukan antisipasi diharapkan berita hoaks tidak memecah belah masyarakat. “Hoaks masif belakangan ini. Karenanya penyelenggara pemilu dan aparat harus bertindak tegas, agar tidak memecah-belah masyarakat,” tegas Daniel.

Hal itu disampaikan wakil rakyat dari Dapil Kalimantan Barat tersebut dalam Diskusi Empat Pilar MPR dengan tema ‘Meningkatkan Partsipasi Politik Masyarakat” di Press Room Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (25/2). Selain Daniel juga tampil sebagai pembicara pakar komunikasi politik, Lely Arrianie.

Selain antisipasi KPU, Bawaslu dan aparat, kata Daniel, seluruh caleg dan parpol harus menjalankan fungsi dan perannya di masyarakat dengan menolak hoaks. “Jadi, sisa waktu satu setengah bulan ke depan seluruh elemen masyarakat harus kompak menolak hoaks.”

Sedangkan Leli mengatakan, partisipasi publik dalam politik saat ini sudah bergeser dibanding pemilu sebelumnya. “Saat ini kelompok milenial lebih heboh di medsos. Sampai ada yang berkelahi, bahkan suami-istri. Termasuk wartawnan.Tapi, mereka ini tidak berbuat apa-apa saat di TPS,” kata dia.

Padahal, yang namanya partisipasi itu harus memilih. Bukan golput. Menurut Leli, ada pemilih parokial (tradisional), stronger (fanatik), milenial, dan swing votters.

Untuk meningkatkan partisipasi kata Leli, caleg dan parpol harus melakukan pendekatan interpersonal. Yaitu langsung terjun ke masyarakat door to door.

“Bukan dengan menyebar berita bohong. Tapi, memberi pencerahan, kesadaran dan pengetahuan yang postif tentang pentingnya pilihan politik bagi masa depan bangsa,” ungkap pengajar komunikasi politik tersebut.

Karena itu dia meminta para caleg dan parpol tak saja bersinar di medsos, tapi juga mengakar di tengah masyarakat. “Itulah politik interpersonal yang bisa meningkatkan partisipasi rakyat dalam pemilu,” demikian Lely Arrianie. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *