Dari Aku yang Bukan Prioritas

  • Whatsapp

beritalima.com – Sapa hangat sedikit terobosan sinar mentari pagi mengawali hari. Langit kelabu yang kali itu tak mau bersahabat dengan matahari. Pertanda mendung yang belum tentu turun hujan lagi terasa dekat yang dapat terasa jauh sewaktu-waktu. Tidak ada yang abadi di dunia ini. Bahkan ramai pun dapat terpenjara oleh sepi. Begitulah aku yang masih pagi sudah terjebak rindu dengan teman lamaku, hanya bisa menatap abu-abu itu dari jendela kamarku. Segera kuberanjak mandi lalu pergi ke kampus naik motor.

Setelah menempuh perjalanan 2 jam dari rumahku, tibalah aku di kampus. Kuhampiri teman-teman kampusku dan kusapa mereka dengan candaan. Tawa riang menyelimuti kami yang akhirnya menjadi keramaian. Namun, keramaian itu tetap berbeda rasanya karena aku masih terasa sepi. Begitulah aku yang tiba-tiba rindu dengan teman lamaku.

Sejak duduk di bangku SMA hingga sekarang, tempat duduk keramatku adalah paling belakang. Aku senang mengamati apa yang teman-temanku lakukan. Seketika rindu semakin menjadi-jadi. Kukirim pesan teks ke teman lamaku karena aku ingin bertemu teman lamaku yang berjumlah tiga orang perempuan. Kedekatan kami hanya sebatas aplikasi obrolan. Kami dipisahkan oleh kesibukan. Begitu indah rasanya kala itu saat waktu untuk kami bermain selalu ada tanpa harus bertanya apakah sibuk atau tidak, ada di rumah atau tidak, dan mau main atau tidak. Jarak tidak menjadi masalah tetapi perkara waktu yang dapat mengubah rencana menjadi wacana. Begitulah aku dan teman lamaku ketika menetapkan ingin bertemu, selalu gagal.

Aku pun sadar, memang banyak yang perlu dipersiapkan untuk kehidupan yang sesungguhnya di masa-masa produktif. Ketika tidak lagi banyak waktu kumpul-kumpul. Aku paham bahwa teman lamaku juga memiliki hidup yang harus dipersiapkan dan lebih memprioritaskan hidupnya daripada yang lain. Rasa syukur berkat waktu yang masih menyempatkan aku dan teman lamaku berinteraksi walaupun dengan perantara gawai. Selama komunikasi itu tidak hilang, aku rasa tidak mengapa teman lamaku tidak hadir secara fisik. Tidak mengapa harus menahan rindu. Sebagaimana waktu adalah sesuatu yang berharga untuk dimanfaatkan sebaik mungkin, waktu teman lamaku juga adalah suatu hal yang berharga dan tak dapat kuganti. Aku senang teman lamaku mempunyai kesibukan untuk menempa hidupnya, semoga masih ada kesempatan untuk kita sekadar bercanda.

Selma Ridho mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta jurusan jurnalistik

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *