KEDIRI. Aksi bersih-bersih di situs kuno Gentong Bioro, Desa Kandangan, Kecamatan Kandangan, dilakukan Koramil Kandangan bersama warga setempat (kamis,26/9/2019). Keberadaan situs ini memang sudah lama ditemukan, namun masih butuh perhatian khusus, khususnya pemugaran, sekaligus menjadi wisata budaya di Kediri.
Menanggapi aksi bersih-bersih tersebut, M.Dardiri, warga Desa Kandangan, mendukung upaya pelestarian benda-benda purbakala dalam bentuk apapun, termasuk bersih-bersih diareal situs Gentong Bioro. Menurutnya, pelestarian benda-benda purbakala adalah satu upaya menjaga bukti-bukti otentik eksistensi leluhur pada jamannya.
“Kita selalu mendukung segala bentuk pelestarian situs-situs kuno. Karena dengan melestarikannya, kita menjaga bukti-bukti otentik dari leluhur kita,”ujarnya.
Cak Khoirul, warga Desa Kandangan sekaligus MC kondang se-Kabupaten Kediri mengomentari aksi bersih-bersih yang diadakan Koramil Kandangan bersama warga setempat. Menurutnya, secara tidak langsung, Koramil Kandangan ikut mendukung upaya pelestarian cagar budaya, salah satunya situs Gentong Bioro.
“Saya pribadi, sangat mendukung ide, inisiatif Koramil Kandangan, karena diadakannya bersih-bersih disini, secara tidak langsung mendukung pelestarian situs-situs peninggalan leluhur kita,”ungkapnya.
Situs Gentong Bioro berada tepat ditengah areal pemakaman umum, namun ada tembok pembatas dengan ketinggian 1,2 meter yang mengitarinya. Ukuran areal situs ini, panjang 8,6 meter, dan lebar 5,7 meter.
Di situs Gentong bioro ini, ada 3 benda yang berusia ratusan tahun, yaitu tugu atau prasasti dengan tinggi 1,2 meter, gentong berdiameter 1, dan batu dakon dengan panjang 1,7 meter. Ketiga benda purbakala tersebut terbuat dari batu andesit.
Khusus benda purbakala berbentuk tugu atau prasasti, ada tulisan aksara kuadrat, dan aksara ini digunakan sebelum masa berdirinya Kerajaan Majapahit. Inskripsi tertulis di tugu tersebut merupakan sengkalan yang menunjukkan tahun 1171 saka atau 1250 Masehi.
Didalam areal situs tersebut, terdapat 1 pohon berukuran sedang, tetapi daunnya selalu lebat, kendati musim kemarau. Disamping pohon tersebut, ada 4 makam yang dianggap oleh warga setempat sebagai sosok cikal bakal desa atau babad alas.
Merespon aktifitas bersih-bersih yang dilakukan Koramil Kandangan bersama warga, Kapenrem 082 Mayor Caj Candra Yuniarti mengapresiasi positif, baik kegiatannya maupun publikasinya.
“Karya baktinya sangat inovatif, karya bakti budaya, yaitu bersih-bersih ditempat-tempat yang berstatus cagar budaya. Publikasinya juga inovatif, tidak sekedar menginformasikan seputar aktifitas dilokasi, tetapi kedalaman historis dilokasi bersih-bersih ikut dipublikasikan,”ungkapnya.
Ia juga mendukung segala publikasi yang beragam, terutama yang mengarah pada penelusuran kebudayaan atau kesenian, asalkan ada referensi atau literasi yang dapat dipercaya kebenarannya. Karena, pengamatan dilokasi tidak cukup bila publikasi itu mengarah pada sisi budaya yang biasanya mengandung unsur sejarah.
Selain referensi atau literasi, ia berharap setiap publikasi disertai dengan nara sumber yang kredibel, sehingga ada penguatan sumber berita. Sehingga, publikasi itu tidak “miss information” ketika sudah tersebarluas ditengah-tengah publik atau pembaca.
Danramil Kandangan, Kapten Chb Mulyono, saat dilokasi aksi bersih-bersih tersebut mengatakan, kegiatan ini diadakan dalam rangka HUT TNI ke-74. Dipilihnya lokasi ini, tidak lepas dari upaya menjaga, dan memelihara benda-benda purbakala yang diyakini meninggalkan jejak sejarah dimasa lalu.
“Kita mengadakan kegiatan ini dalam rangka menyambut HUT TNI ke-74. Lokasi ini kita pilih, karena kita ikut menjaga, memelihara situs-situs peninggalan nenek moyang kita”,jelasnya. (dodik)