njut wakil rakyat dari Dapil X Provinsi Jawa Barat ini, pendidikan politik kader bangsa yang beliau torehkan itu bukan hanya melahirkan seorang kader dengan fisik sehat tetapi juga punya wawasan, pemikiran, kemampuan analisis terhadap sejumlah problematik kehidupan berbangsa dan bernegara dan tantangannya ke depan. Dengan begitu, terbentuklah kader antisipatif yang diorientasikan untuk menjaga dan membentengi kehidupan Pancasila kita.” ujar Agun.
Dalam sejarah, lanjut Agun, Soksi dibentuk dengan latar belakang kondisi stabilitas sosial politik yang terjadi pada awal 1960-an, dimana saat itu dominasi Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menginginkan beberapa ideologi yaitu Nasionalis, Agama dan Komunis masuk ke berbagai lapisan struktur bernegara. Hal ini bukan hanya membuat huru hara tetapi juga mengancam kedaulatan serta kesatuan yang sesuai landasan Pancasila.
Itulah sejarah lahirnya Soksi 20 Mei 1960 yang mampu mewadahi dan menghimpun organisasi kemasyarakatan dibawah kepemimpinan Suhardiman. Sejak itu, Soksi mengalami perkembangan dari segi jumlah anggota di berbagai wilayah Indonesia.
Setelah itu dibentuk pengkaderan melalui program Pendidikan Politik Kader Bangsa (P2KB) dan komposisi organisasi terstruktur sehingga Soksi sebagai salah satu cikal bakal kelahiran Sekber Golkar sangat berperan memberikan dukungan politik terhadap Sekber Golkar, memiliki hubungan yang sangat bersejarah dan di fungsionalisasikan dalam bentuk simbiosis mutualisme sehingga posisi Soksi di dalam Sekber Golkar menjadi sangat signifikan keberadaannya.
Sejarah mencatat, kebesaran Sekber Golkar sampai terbentuk 7 Kino yang diikuti Hasta Karya, Golkar bisa memberikan kemenangan buat bersama. “Soksi sebagai organisasi pendiri Partai Golkar sudah barang tentu akan memenangkan kembali kejayaan Partai Golkar ini di 2024, buat menyemangati dan langkah optimis menuju kemenangan Partai”, ucap Agun meyakinkan.
Menempatkan dan memposisikan kembali Soksi sebagai organisasi pendiri Partai Golkar yang berusaha meraih ulang kejayaan, sudah menjadi keharusan bagi kader-kader Soksi untuk terus memberikan karya atau sumbangsih kepada Partai Golkar karena partai Beringin ini sebagai alat perjuangan sekaligus tujuan bernegara.
“Untuk itu, tentu kita harus merapatkan barisan kader-kader Soksi buat kejayaan Golkar, karena ini alat perjuangan sekaligus tujuan kita bernegara. Ini penting dipahami, khususnya kader yang berhimpun di Depidar dan lembaga sayap organisasi internal Soksi guna membantu kemenangan Partai Golkar 2024 baik di Legislatif ataupun Pemilihan Presiden,” jelas Agun.
Bagaimana dengan asal peserta P2KB ini? Ternyata pendidikan politik kader bangsa ini tidak hanya untuk internal Soksi tapi juga untuk umum. “Kalau untuk kader Soksi itu sudah wajib. Namun, P2KB ini juga terbuka buat umum bahkan peserta dari partai lain pun kami terbuka” tutup Agun.
Ketua Umum Depinas Soksi 2020-2025, Ahmadi Noor Supit dalam pidato politiknya menyoroti kaderisasi partai politik di Indonesia yang tak berjalan baik. “Parpol tak lagi melakukan kaderisasi yang benar, sehingga pencalonan pemimpin dari partai bukan kader, tapi siapa yang bisa bayar sehingga kader begitu lama mengabdi di partai politik, tapi ketika ada rekrutmen kesempatan itu lepas pihak yang mampu bisa membayar,” tegas Ahmadi.
“Proses kaderisasi di militer saja dimulai dari berpangkat letnan, kapten, kolonel sampai jenderal, begitu juga birokrasi sipil, kaderisasi kepimpinan bangsa ini harusnya berjenjang,” lanjutnya.
Sebagai Ketua Umum, dia menekankan, Soksi tak boleh membiarkan seorang pemimpin lahir dari proses tidak benar. “Soksi harus bisa memberikan kader pilihan terbaik untuk menjadi pemimpin bangsa ini. Untuk itu, Soksi harus melakukan kaderisasi kepemimpinan. Soksi tak kenal kader lompat sana lompat sini. Sebagai organisasi selalu kenal siapa yang memimpin Soksi.”
Sebab itu, Ahmadi mengajak seluruh jajaran Soksi bersiap melakukan kaderisasi kepemimpinan agar tak mengecewakan bangsa Indonesia.
“Mari kita bertekad dari Depinas hingga Ranting, bersiap ke depan direkrut jadi pemimpin di tiap tingkatan, kita tidak boleh kecewakan bangsa ini, tidak boleh jadi pemimpin karbitan,” harap dia. (akhir)