DD Pendidikan Ajak Milenial Melawan Golput

  • Whatsapp

BOGOR-Suhu politik Indonesia menjelang Pilpres 2019 kian memanas bahkan menjalar sampai kaum milenial. Melalui sosial media, anak-anak muda sebagai pemilih pemula ini pun turut aktif ambil bagian dalam dinamika politik saat ini. Mulai dari yang ikut memilih sampai yang tidak memilih alias golongan putih (golput). Dompet Dhuafa Pendidikan (DD Pendidikan) memandang pentingnya mendampingi para milenial ini agar tak salah pilihan. DD Pendidikan selama ini fokus pada pembangunan sumber daya manusia, mengajak para milenial NGOPI (Ngobrolin Politik Indonesia) bareng pada Selasa sore (09/04).

Acara NGOPI yang dihelat di Warung Urban Bogor ini mengangkat tema “Ke Mana Suara Milenial Dalam Pilpres 2019?”. Puluhan milenial mulai dari mahasiswa, praktisi pendidikan, masyarakat umum dan media menghadiri acara ini.

“Saat ini banyak yang bergerak dengan menyasar kaum milenial, namun hanya sebatas menjadikan milenial komoditas politik namun pendidikan politiknya minim. DD Pendidikan memandang pentingnya membidik segmen ini dengan serius. Dalam konteks Pilpres, kami ingin memberikan kontribusi dengan memastikan para milenial ini mendapatkan pendidikan politik dengan benar,” terang Nurhayati Rospita Sari, Supervisor Marketing Komunikasi Dompet Dhuafa Pendidikan.

DD Pendidikan menghadirkan tiga orang pembicara yang kompeten di bidangnya hadir untuk memantik diskusi. Mereka adalah Aza El Munadiyan (Waketum PP KAMMI), Berry Sastrawan (Dosen Muda Universitas Djuanda), dan Panji Laksono (Ketua BEM IPB 2017). Ketiganya mengutarakan pandangannnya mengenai politik Indonesia saat ini.

“Pemilih menentukan pilihannya berdasarkan tiga hal yaitu kesukaan, rasionalitas atau kepentingan dan popularitas. Hal inilah yang digunakan capres untuk menggalang suara pada pemilu kali ini,” jelas Berry Sastrawan. Ketiga hal tersebut juga diharapkan dapat diterapkan para peserta dalam menentukan pilihannya nanti. Berry pun mengharapkan milenial tidak golput. “Golput muncul atas ketidakpuasan atau kecewa atas tawaran visi dan misi kandidat yang ada sekarang ini. Milenial yang menentukan bagaimana kehidupan bangsa ke depan. Oleh karena itu janganlah golput dalam Pilpres ini,” pesan Berry.

Sedangkan menurut Aza El Munadiyan, acara seperti ini penting dilakukan untuk membekali kaum milenial menjadi pemilih yang cerdas.

“Melalui acara ini diharapkan generasi milenial menjadi pemilih yang cerdas di ajang Pesta Demokrasi 17 April nanti. Ini merupakan bentuk pendidikan politik untuk membangun pondasi pemahaman cerdas politik bagi generasi milenial,” papar Aza.

Mewakili suara milenial, Ketua BEM IPB sekaligus Penerima Manfaat BAKTI NUSA DD Pendidikan, Panji Laksono menjabarkan bagaimana kondisi milenial saat ini. “Generasi milenial sedang menghadapi era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity),” ungkap Panji. Karenanya pemilu mendatang menjadi ajang untuk memilih pemimpin yang bisa menjadi figur bagi anak-anak muda penerus bangsa ini. “Pemilu bukan melulu mencari yang terbaik, namun memastikan agar yang terburuk tidak terpilih,” lanjutnya.

NGOPI di Kota Bogor ini merupakan awalan dari rangkaian diskusi yang akan dihelat DD Pendidikan jelang Pilpres ini. Kota Depok, Tangerang, Jakarta dan Bekasi adalah target wilayah berikutnya. Harapannya, roadshow ini dapat membuka wawasan dan kesadaran para milenial terhadap potensi yang mereka miliki dan bagaimana seharusnya mereka berperan di tengah masyarakat (NR)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *