Catatan: Yousri Nur Raja Agam
DEBAT calon presiden dan calon wakil presiden (Capres-Cawapres) peserta Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, sudah berlangsung Kamis, 17 Januari 2019. Ini adalah, acara debat yang pertama. Masih ada empat kali lagi perdebatan yang akan disiarkan secara langsung media televisi dan radio.
Suasana debat dua pasangan calon Presiden-Calon Wakil Presiden, tidak semeriah “Debat Kusir”. Bahkan kalah meriah dibandingkan debat pada acara Indonesia Lowyer Club (ILC) yang dipandu Karni Ilyas, tiap Selasa malam di tvOne.
Sejenak kita layak untuk memandang perdebatan pasangan nomor urut 01, Joko Widodo dengan Ma’ruf Amin dan pasangan No.02 adalah Prabowo Subianto dengan Sandiaga Uno.
Pada pelaksanaan debat pertama itu, setiap pasangan capres-cawapres diminta untuk mengambil undian pertanyaan oleh moderator. Setiap pertanyaan yang diundi berada dalam amplop yang tersegel. Ada empat segmen pengambilan undian pertanyaan sesuai tema yang diangkat yakni hukum, HAM, korupsi dan terorisme.
Acara debat bukan hanya sekali ini saja, masih ada acara berikutnya. Debat kedua tanggal 17 Februari, debat ke tiga 17 Maret, keempat 30 Maret 2019 dan yang terakhir belum ditetapkan.
Kendati acara debat Capres-Cawapres 2019 ini diharapkan masyarakat, namun terkesan suasana acara itu berlangsung tidak meriah. Apalagi, terlihat sekali peserta debat ini “kurang siap” untuk berdebat dalam arti sebenarnya. Bahkan debat capres-cawapres perdana Pilpres 2019 menuai kritik. Salah satunya soal penegasan yang diberikan oleh moderator bahwa amplop pertanyaan masih tersegel.
Penegasan moderator, baik Ira Koesno maupun Imam Priyono, yang menyatakan amplop masih dalam keadaan tersegel, menjadi bahan tertawaan.
Sebab, sebelumnya tersiar, bahwa masing-masing pasangan capres-cawapres telah mendapatkan bocoran pertanyaan debat. Sampai-sampai Wakil Presiden Jusuf Kalla, angkat bicara. Pembocoran soal atau pertanyaan untuk debat itu tidak wajar. Seharusnya jangan seperti anak bimbel lah, jadi nggak harus banyak bocoran. Sebagai capres dan cawapres mereka seharusnya sudah tahu banyak soal materi apapun. Sudah siap, kapan saja, apapun pertanyaannya harus dihadapi, ujar JK.
Namun Ketua KPU Arief Budiman, menampik kritik tersebut. Penegasan yang diberikan moderator merupakan, hal wajar. Sebab, kedua pasangan capres-cawapres tetap tidak tahu pertanyaan apa yang harus dijawab. Amplopnya masih tersegel. Itu membuktikan bahwa asing-masing pasangan capres-cawapres tidak bisa memilih pertanyaan, sekaligus menegaskan ke publik bahwa tak ada pengaturan dalam debat tersebut.
Ada lagi yang memberikan kesan, bahwa debat tahap pertama ini “masih uji coba”. Sebab, acara debat itu terlihat kaku dan materi yang disampaikan oleh kedua pasangan calon tidak subtansial. Ini sangat disayangkan, sebab acara sudah ditunggu-tunggu masyarakat.
Selama debat berlangsung antarpasangan calon tidak ada yang memberikan solusi secara spontan. Mereka terlihat kaku. karena aturan yang dibuat oleh KPU sehingga tidak muncul esensi debat yang sebenarnya.
Terlepas dari berbagai kritik, kelihatan Capres Jokowi kurang siap menjawab secara spontan. Jokowi lebih banyak membaca teks yang sudah disiapkan dari jawaban soal yang mungkin “dibocorkan” itu. Selain itu, Jokowi lepas kontrol. Sikap kenegarawanannya kurang terkendali. Kesan itu, terlihat dari tudingan Jokowi yang menyerang personal. Serangan yang bersifat pribadi itu bukan cermin negarawan, sebab yang diperdebatkan adalah masalah negara.
Kendati terlihat lebih siap dan santai, Prabowo bersama Sandiaga, awalnya kelihatan santai. Itupun diperlihatkan dengan gaya memijat-mijat punggung Prabowo dari belakang. Bahkan sempat berjoget untuk membuat suasana tidak tegang. Namun, bawaan Prabowo sebagai mantan tentara masih terlihat. Ia terlalu tegas dalam memberikan jawaban, bahkan ada pula kesan sedikit emosional, terpancing oleh serangan pribadi yang dilakukan Jokowi.
Memang, peran dua Cawapres, baik Ma’ruf Amin, maupun Sandiaga Uno, dalam debat tahap pertama ini sudah sesuai dengan peran sebagai wakil. Kesempatan bicara para wakil ini memang terbatas.
Nah, akankah debat empat kali lagi, masih tetap “lesu”, seperti yang pertama ini?
Semoga acara debat kedua dengan tema: Energi dan Pangan, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, dan Infrastruktur bertempat di Hotel Sultan, Jakarta nanti berjalan lebih menarik. Semoga peserta debat hanya dua capres, yakni Jokowi dengan Prabowo, bisa menjadi tontonan yang bisa menjadi panutan..
Demikian pula denganuk debat ke tiga, 17 Maret 2019, temanya, Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan serta Sosial dan Kebudayaan. Bertempat di Hotel Sunan, Jakarta dan peserta debat adalah para Cawapres, yakni: Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno.
Acara debat yang ke empat, 30 Maret 2019 bertema: Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan serta Hubungan Internasional. Lokasi acara belum ditentukan. Peserta debat hanya Capres Jokowi dan Prabowo.
Puncak acara debat dan terakhir, temanya: Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial, Keuangan dan Investasi serta Perdagangan dan Industri. Waktu dan tempatnya belum ditetapkan. Pesertanyat: Joko Widodo- Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. (**)