BANGKALAN, Beritalima.com- Pengrajin Batik Tanjung Bumi mengeluh minimnya perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bangkalan untuk usaha rumahan.
Ungkapan dari pembatik asal kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan, Jawa timur, Rumiyeh ungkapkan bahwa dirinya sebagai pembatik harus rela membuka warung disekitar tempat wisata Pantai Biru untuk bisa menyambung hidup, ibu paruhbaya tersebut mengaku jika mengandalkan upah dari membatik tidaklah cukup, karena sangatlah kecil.
“Kalau upah membatik itu besar, saya tidak akan berjualan nak,” ungkap Rumiyeh. Jum’at (13/12/19)
Lanjutnya, sebenarnya saya ingin menjual Batik sendiri. Namun, saya tidak mempunyai modal yang cukup untuk modal awal dan saya juga bingung untuk pemasarannya juga nanti.
“Saya hanya buruh upah, sejauh ini belum ada pemerintah Kabupaten yang perhatikan nasib pembatik seperti saya,” ucapnya.
Sementara itu, Muhlas Sekertaris Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Bangkalan membenarkan bahwa satu tahun terakhir pihaknya belum menyentuh pengrajin Batik rumahan di Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan.
“Satu ini belum ada, karena kami terbatas dalam anggaran. Jadi yang prioritas saja di tahun ini,” katanya. (16/12/19)
Dijelaskannya, pihaknya hanya membina kelompok-kelompok usaha mikro yang sudah terdaftar dalam koperasi.
“Jadi hanya kelompok yang sudah mempunyai usaha yang bisa terdaftar dalam koperasi,” jelasnya.
ia juga menyampaikan bahwa pada tahun 2020 nanti, prioritas Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Bangkalan akan fokus membina Koperasi Pesantren (Kapontren).
“Sesuai Visi Misi Bupati, 2020 kita Prioritaskan Kapontren,” tungkasnya.(Iqbal Z)