MADIUN, beritalima.com- Seluas mata memandang, tampak sangat jelas pemandangan yang “Ijo Royo-Royo” hamparan tanaman padi yang menggambarkan akan kesuburan tanah dan kemakmuran masyarakatnya. Itulah pemandangan di Desa Blabakan Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Sebuah desa yang tak jauh dari Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Madiun.
Menurut Kepala Desa Blabakan, Agus Prastya Edi, pemandangan hamparan tananam padi yang subur itu tidak lepas dari keuletan masyarakat setempat dalam mengolah lahan pertanian. Karena memang, mayoritas warga Desa Blabakan adalah petani. Di desa yang dihuni oleh 560 Kepala Keluarga (KK) ini, mempunyai lahan pertanian seluas 94,230 hektar. Jika ditanami padi, bisa menghasilkan panen sebanyak tiga kali dalam satu tahun.
“Kami juga punya lahan sekitar 30 hektar di kawasan Beran (lahan tadah hujan). Kalau yang di kawasan Beran, satu tahun bisa panen dua kali. Tak hanya itu. Masyarakat juga punya lahan sekitar 60 hektar yang dikelola LMDH atas kerjasama dengan Perhutani. Di lahan LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan), masyarakat bisa menanam jagung, kacang dan ketela. Masyarakat sini makmur karena keuletannya dalam bertani,” terang Kepala Desa Blabakan, Agus Prastya Edi.
Suburnya lahan pertanian di desanya, lanjutnya, tak lepas dari peran pemerintah daerah dan pusat yang memberikan bantuan berupa sumur Sible dan P2T. Saat ini, di Desa Blabakan terdapat empat sumur untuk mengairi sawah milik penduduk. Yakni dua sumur Sible dan dua sumur P2T.
“Kami mengucapkan terima kasih terhadap pemerintah daerah dan pusat yang telah memberikan bantuan berupa sumur Sible dan P2T. Empat sumur ini, sangat membantu warga dalam mengairi sawahnya,” lanjut Edi.
Keuletan warga Desa Blabakan dalam mengolah tanah, tak hanya pada tanah ‘jadi’ saja. Pasalnya, masyarakat setempat juga ulet dalam mengolah tanah bekas galian C yang ‘disulap’ menjadi lahan subur. Yakni dengan cara meratakan tanahnya. Di bekas galian C, jika ditanami padi mampu panen sebanyak dua kali dalam satu tahun.
“Kalau yang bekas galian C itu, luasnya sekitar 10 hektar. Jadi tanahnya diratakan dulu, baru ditanami padi. Inilah hebatnya masyarakat sini dalam mengolah tanah untuk lahan pertanian. Khan pak Presiden juga bilang, Indonesia harus swasembada pangan,” pungkas Agus.
Sedangkan yang menjadi harapan masyarakat Desa Blabakan saat ini, agar pemerintah kembali memberikan bantuan berupa sumur Sible. Karena dengan luas lahan pertanian yang mencapai hampir 100 hektar, dengan adanya empat sumur, dirasa masih kurang. (Dibyo).