JAKARTA, Beritalima.com– Rasulullah Muhammad SAW diutus Allah SWT untuk merevolusi akhlak manusia yang masa itu hidup di tengah kebobrokan moral sangat kronis. Empatbelas abad kemudian, para founding fathers negara Negara Kesatuan Repbulik Indonesia (NKRI) secara cemerlang menterjemahkan nilai-nilai akhlak tersebut ke dalam pedoman kebangsaan yang kita kenal sebagai Pancasila.
Karena itu, ungkap Amin Ak, legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari Dapil IV Provinsi Jawa Timur saat melakukan sosialisasi Empat Pilar MPR di depan ratusan massa Desa Jenggrong, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang, Sabtu (14/11), pada saat krisis multidimensi, terutama krisis moral dan akhlak yang terus saja menghantam bangsa ini, jawabannya adalah merevolusi akhlak rakyat Indonesia.
Buat kita bangsa Indonesia, jelas anggota MPR RI dari unsuru DPR RI tersebut, revolusi akhlak tidak lain kembali mengimpelemenstasikan nilai-nilai Pancasila secara konsekuen dalam kehidupan sehari-hari seluruh rakyat Indonesia.
Anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi Industri dan Perdagangan Itu mengatakan, persatuan dan kesatuan bangsa harus terus dijaga dengan sebaik-baiknya. “Meski bangsa Indonesia mengalami berbagai peristiwa kelam dalam sejarah perjalanannya hingga kini tetapi berkat persatuan itu, bangsa kita tetap utuh,” kata dia.
Revolusi Akhlak dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila ini, lanjut Amin, itu artinya implementasi etika, akhlak serta moralitas mulia seperti telah dicontohkan para pendiri NKRI. Tinggalkan moralitas buruk yang menodai cita-cita luhur para pahlawan dan semua pendahulu kita. “Kedepankan sikap kebersamaan, saling mengisi dengan satu tujuan Indonesia kokoh, adil dan sejahtera,” kata dia.
Menurut Amin, dekadensi moral saat ini semakin parah dan sudah masuk ke arah mengkhawatirkan. Mulai dari maraknya hubungan sesama jenis (LGBT), hubungan seks bebas, terus tingginya kasus korupsi, dan penipuan online maupun offline, hingga maraknya kebohongan dan hoax atau kita kenal dengan era Post Truth.
Mayoritas masyarakat juga sudah muak dengan ketidakadilan hukum yang kian telanjang. “Perpecahan yang membuat bangsa ini seakan terbelah begitu gamblang dipertontonkan terutama di media sosial. Ini harus diakhiri dengan revolusi akhlak,” tegas Amin.
Bangsa ini, jelas Amin yang juga anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI itu, merindukan lahir sikap kejujuran dan kesederhanaan dari para pengelola negara ini sebagaimana dicontohkan para tokoh bangsa di masa kemerdekaan dulu.
Semestinya, lanjut Amin, di era modern dimana semuanya serba ada, serba mudah, rakyat Indonesia lebih semangat dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara secara lebih kuat dan lebih beretika. “Sejarah membuktikan, negara-negara yang tercerabut dari akar ideologi bangsanya, umurnya tidak panjang. Lihat saja bagaimana Uni Soviet dan Yugoslavia terpecah belah.
Untuk itu, Amin mengajak agar para tokoh dan generasi muda Indonesia mulailah bangkit. “Menegakkan nilai-nilai luhur Pancasila yang sudah banyak terdistorsi akibat budaya hedonis dan kebebasan yang kebablasan. Mari lakukan revolusi besar-besaran banga ini dengan ‘Revolusi Akhlak’ lewat implementasi nilai-nilai Pancasila,” demikian Amin Ak. (akhir)