Di Masa Pandemi Tahun 2020 XL Axiata Tetap Alami Pertumbuhan

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com | PT XL Axiata Tbk berhasil meningkatkan pendapatan layanan lebih dari 6% dibandingkan periode yang sama dari tahun sebelumnya (YoY). Tingkat profitabilitas yang berkelanjutan juga terjaga, dimana EBITDA meningkat sebesar 31% YoY, dan perusahaan kembali mencetak laba bersih dinormalisasi sebesar Rp 679 miliar.

Di sepanjang 2020, kontribusi pendapatan dari data mencapai 92%, dengan penetrasi smartphone mencapai 89% yang merupakan tertinggi secara industri. Di sisi lain, rerata pendapatan per pelanggan atau ARPU campuran meningkat dari tahun sebelumnya Rp 35.000 menjadi Rp 36.000.

“Terkait pandemi, kami memastikan kelangsungan bisnis perusahaan tidak terganggu dengan menerapkan adaptasi pada norma baru,” kata Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, Senin (15/2/2021).

Beban operasional per akhir 2020 turun sebesar -15% YoY, yang didorong oleh berkurangnya beban infrastruktur hingga -30% YoY, di mana hal ini sebagai hasil dari adopsi IFRS 16.

Interkoneksi dan beban langsung lainnya juga turun -25% YoY terutama karena interkoneksi yang lebih rendah sebagai akibat dari penurunan trafik layanan SMS dan voice.

Beban pemasaran menurun -8% YoY karena pergeseran pengeluaran yang kini lebih banyak pada penggunaan saluran digital.

Pada sisi jaringan, trafik data sepanjang tahun 2020 meningkat 47% YoY dari 3.320 Petabyte menjadi 4.869 Petabyte. Sementara itu jika dihitung per kuartal, trafik di akhir kuartal keempat, trafik data meningkat 8% QoQ.

Peningkatan trafik tidak terlepas dari bertambahnya jumlah total pelanggan, yaitu menjadi 57,89 juta, meningkat dari kuartal sebelumnya sebanyak 56,88 juta.

Dari sisi kondisi finansial, neraca perusahaan tetap sehat dengan saldo kas yang lebih tinggi setelah mendapat tambahan dari hasil penjualan menara. Free Cash Flow (FCF) juga ada pada tingkat yang sehat, yaitu sebesar Rp 6,46 triliun atau meningkat hingga 76% YoY.

XL Axiata saat ini juga tidak memiliki pinjaman dalam denominasi US Dollar, sebesar 67% di antaranya berbunga floating dan masa jatuh tempo yang tidak bersamaan. (Ganefo)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait