JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengajak seluruh kalangan memajukan Indonesia khususnya pulau Sumatera melalui pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek)
Soalnya, senator dari Dapil Provinsi Jawa Timur itu meyakini, Iptek yang dipadukan dengan kekayaan dan kearifan lokal bakal mengakselerasi pembangunan Indonesia.
”Selamat kepada Institut Teknologi Sumatera (Itera) yang didirikan 6 Oktober 2014,” papar LaNyalla dalam keterangan pers yang diterima Beritalima.com dari Biro Humas dan Pemberitaan DPD Ri, Rabu (7/10) pagi.
Pulau Sumatera yang begitu kaya dengan hasil alam termasuk dalam perut bumi, harus bisa mensejahterakan warganya. “Dengan pendekatan Iptek melalui kepoloporan dari Itera, saya yakin Sumatera akan semakin maju dengan warganya tambah sejahtera,” kata LaNyalla pada sambutan Dies Natalis Itera secara virtual, Selasa (6/10).
Turut hadir dalam acara itu Rektor Itera, Prof Ofyar Z Tamin, Senator asal Lampung, Gubernur Lampung Arinal Djunaedi, utusan dari Kementerian Kebudayaan dan keluarga besar sivitas akademik ITERA.
LaNyalla mengaku bangga dengan keberadaan Itera yang semakin memperkaya upaya Pemerintah dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Pulau Sumatera.
”Itera melengkapi Institut Teknologi yang ada di Indonesia, di antaranya Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi 10 November Surabaya dan Institut Teknologi Kalimantan. Semuanya berpadu mewujudkan SDM Indonesia yang unggul, berdaya saing dan menguasai Iptek,” ujar LaNyalla.
Senator ini mengutip pernyataan Presiden Soekarno dalam pembukaan Kongres Ilmu Pengetahuan Indonesia yang pertama di Malang 1958. ”Bangsa ini hanya akan maju dan sejahtera jika pembangunannya dilandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi,” kutip dia.
“Itu artinya apa? Kita harus menjadikan Iptek sebagai alat sekaligus sarana pendorong kemajuan perekonomian Indonesia. Bukan kita sibuk membangun teknologi, tetapi lupa dengan tujuan kehadiran teknologi itu di tengah bangsa ini. Teknologi harus menjadi jalan keluar, karena itu teknologi harus membumi.”
Digarisbawahi, pembangunan melalui pendekatan Iptek tetap harus memilah bidang prioritasn untuka mendorong, menggerakkan, sekaligus mempercepat perekonomian di Indonesia. ”Jadi jangan Iptek yang tercerabut dari akar ekonomi rakyat Indonesia,” tegas LaNyalla.
Alumni Universitas Brawijaya Malang itu menjelaskan, daerah di Tanah Air memiliki keunggulan komparatif masing-masing, mulai dari pertanian dan perikanan, kehutanan, perkebunan, peternakan, mineral, hingga pesona pariwisata. Itu semua membutuhkan sentuhan Iptek agar semua daerah memiliki keunggulan kompetitif yang bisa bersaing dengan berbagai negara.
”Agar kita menjadi bangsa yang handal soal ketahanan pangan, bangsa yang mampu menjadi tujuan wisata dunia, mampu mengolah sumber daya mineral dengan baik dan bervisi kelanjutan. Agar kita menjadi bangsa yang menjadi paru-paru dunia dengan hutan tropis. Semuanya butuh pendekatan Iptek,” jelas LaNyalla.
Untuk menjawab tantangan Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki hambatan konektivitas dan gap pembangunan antara Jawa dan Luar Jawa.
”Semuanya membutuhkan Iptek, dan tentu saja memerlukan kepeloporan dari Itera, dari anak-anak muda Sumatera yang digodok di institut ini untuk bisa membawa Indonesia melewati pandemi Covid-19 dan ke depan menjadi bangsa maju, mampu mengungguli bangsa-bangsa lain,” urai dia.
Dalam orasinya, LaNyalla meminta semua pihak untuk bertanya dan mengukur capaian bangsa ini. Sudah sejauh mana kita kembangkan teknologi kemaritiman? “Sudah sejauh mana kita kembangkan teknologi pertanian dan pangan yang sesuai untuk model geografi Indonesia yang sangat berbeda dengan Australia dan New Zealand,” demikian AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (akhir)