KUPANG, beritalima.com – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam hal ini Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur menggelar parade kuda sandalwood di empat kabupaten di Pulau Sumba.
Parade kuda sandalwood (kuda Sumba) dan festival tenun ikat itu dibuka Gubernur NTT Frans Lebu Raya di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur pada Senin (3/7) lalu, dan acara ini akan berlangsung hingga 12 Juli 2017 mendang.
Gubernur Frans Lebu Raya meminta kepada seluruh jajaran pemerintah kabupaten, terutama yang berada di tiga pulau besar, yaituFlores, Sumba dan Timor untuk berupaya menggelar event tahunan berskala nasional dan internasional setiap tahunnya. Dengan begitu, dapat mengundang wisatawan untuk berkunjung ke NTT dan sekaligus mendukung pembangunan sektor parawisata di Provinsi NTT.
” Kita harus berupaya untuk menjual Nusa Tenggara Timur dalam konteks sektor pariwisata agar dapat memicu perhatian dunia terhadapberbagai potensi yang kita miliki. Misalnya, saat ini lewat parade kuda sandalwood dan festival tenun ikat tradisional, dapat mengundang perhatian wisatawan domestik dan mancanegara untuk datang ke NTT,” pinta Gubernur Lebu RayaKata Gubernur, awalnya telah disepakati bersama untuk menjadikan NTT sebagai provinsi pariwisata.
Hal ini seiring dengan kebijakan Presiden Joko Widodo, menjadikan pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebabitu, lanjut Gubernur Lebu Raya, hal yang paling penting adalah harus
gencar melakukan promosi. Tanpa promosi maka orang tidak akan mengenal NTT, karenanya beliau mengajak untuk tidak segan-segan mempromosikan daerah ini.
“Saya selalu minta kepada pimpinan dan anggot DPRD untuk mendukung kegiatan seperti ini. Setiap tahun memang kita harus lakukan promosi sambil mempersiapkan infrastruktur yang baik, seperti jalan, jembatan, sarana air bersih dan perhotelan termasuk menyiapkan kuliner yang menarik wisatawan,” kata Lebu Raya.Dijelaskan Gubernur, parade 1001 kuda sandalwood dan festival tenun ikat tahun ini di pulau Sumba, memiliki makna penting terutama selain nantinya dijadikan sebagai event tahunan, juga mendorong masyarakat Sumba untuk memelihara dan menjaga populasi ternak kuda agar tidak sampai punah. Sedangkan untuk tenun ikat, tutur Gubernur, juga mesti terus dilestarikan, menjadi nilaiekonomis yang dapat mendukung perekonomian masyarakat dan keluarga.
Gubernur Lebu Raya, menilai tenun ikat selama ini masih dipandang dari sisi sosial budaya saja. Hendaknya potensi ini bisa ditingkatkatkan pemanfaatannya ke arah ekonomi. Misalnya, produk tenun ikat ditingkatkan nilainya menjadi produk turunan yang bernilaiekononi, seperti dompet yang dibuat dari tenun, tempat tisu dari tenun, tas tenun dan lainnya.
Sedangkan Bupati Sumba Timur, Gideon Mbilijora, dalam sekapursirihnya menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah Provinsi NTT yang mulai menjadikan Sumba Timur sebagai tempat pembukaan pertama dari rangkaian kegiatan parade 1001 kuda sandalwood dan festival tenun ikat tradisional yang akan berlangsung hingga 12 Juli 2017 pada puncak acara di Tambolaka.
“ Sumba Timur yang dikenal dengan kuda sandalwood dan tenun ikat perlu diperkenalkan kembali dan diangkat menjadi perhatian dunia
internasional.
Bagi kami orang Sumba, ternak dan kain tenun merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sosial budaya setiap hari dan menunjukan harga diri bagi orang Sumba,” jelas Bupati Mbilijora.
Menurut Bupati, khusus tenun ikat di Sumba sudah ada sejak masa lampau dengan kegiatan menenun bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sandang juga untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga.Kepala Dinas Pariwisata NTT, Marius Ardu Jelamu selaku ketua panitia, mengatakan ada sejumlah branding internasionl yang terdapatdi tiga pulau besar di NTT, yaitu selain ada destinasi wisata dan ekonomi kreatif di Flores juga digelar event berskala internasional seperti Tour de Flores. Pulau Sumba lanjut Jelamu, telah menciptakan branding baru selain megalitik dan atrakasi pasola dan mamupu menciptakan branding internasional serta memperkuat branding yang sudah ada seperti parade 1001 kuda sandalwood festival tenun ikat pada 12 dan 13 Juli 2017 di Tambolaka.
Dijelaskannya, upaya pemerintah dalam mendatangkan wisatawan domestik dan internasional, melalui memperkenalkan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan yang akan memperkuat sektor ekonomi di NTT. (L. Ng. Mbuhang)