JAKARTA – Dewan Pengurus Pusat Ikhwanul Muballighin meminta Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menjadi pembina dalam struktur kepengurusan mereka.
Hal itu terungkap dalam audiensi yang diselenggarakan di Ruang Kerja DPD RI Lantai 8 Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen, Senayan, Selasa (23/11/2021).
Pada pertemuan itu, Ketua DPD RI didampingi sejumlah Senator, di antaranya Sylviana Murni (DKI Jakarta), Bustami Zainuddin (Lampung) dan Sukiryanto (Kalbar).
Sementara DPP Ikhwanul Muballighin dihadiri oleh KH Anwar Fudoli (Ketua Umum), Habib Umar Assegaf (Wakil Dewan Syuro) H Dede Sunarya (Wakil Bendahara Umum), Ramhat Kardi (Wasekjen) dan Muhammad Ferdian (Wasekjen).
Ketua Umum DPP Ikhwanul Muballighin, KH Anwar Fudoli menerangkan, kehadirannya mereka untuk menyampaikan perkembangan organisasinya yang pada Maret 2021 lalu telah melaksanakan Kongres.
“Saat ini kami mulai melakukan konsolidasi. Dalam waktu dekat, kami akan menyelenggarakan Mukernas pada 17-19 Desember 2021. Berkenan kiranya Pak LaNyalla memberi Keynote Speech,” katanya.
Dikatakannya, salah satu program kerja yang tengah digagas adalah mendorong para Mubaligh menjadi wirausaha.
“Salah satu program kerja kami adalah Gerakan Nasional Mubaligh Berwirausaha. Kita akan selenggarakan pelatihan untuk mendukung program kerja tersebut,” kata dia.
Wakil Dewan Syuro DPP Ikhwanul Muballighin, Habib Umar Assegaf, meminta langsung kepada LaNyalla untuk menjadi Pembina organisasi mereka.
“Jika berkenan, sudi kiranya Pak LaNyalla menjadi Bapak organisasi kami, menjadi Pembina DPP Ikhwanul Muballighin,” pinta Habib Umar.
Menjawab permintaan tersebut, LaNyalla meminta doa agar amanah dan bertanggungjawab dengan tugas barunya sebagai Pembina DPP Ikhwanul Muballighin.
“Doakan saya agar amanah menerima peran baru saya ini sebagai Pembina DPP Ikhwanul Muballighin,” tutur LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur itu juga mengapresiasi program kerja DPP Ikhwanul Muballighin. Menurut dia, Mubaligh memang sudah semestinya mengambil peran untuk memperkuat perekonomian nasional.
“Peran yang bisa diambil adalah menjadi wirausaha. Maka, saya mendukung program kerja mubaligh berwirausaha ini,” tutur LaNyalla.
Ketua Dewan Penasehat KADIN Jatim itu juga meyarankan agar para Mubaligh itu membentuk koperasi sebagai alat mereka membangun usaha.
“Saya sarankan koperasi,” tuturnya.
LaNyalla menyinggung rendahnya jumlah wirausahawan di Indonesia jika dibandingkan negara-negara tetangga.
“Tingkat entrepreneurship kita memang masih rendah, sekitar 3,47 persen
dari total penduduk. Negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand, tingkat kewirausahaanya sudah di angka 4 koma. Singapura yang tertinggi, sudah 8,76 persen,” kata LaNyalla.(ar)