TORAJA UTARA, beritalima.com – Bincang-bincang dengan salah seorang pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Toraja Utara, Eka Wahyuni, usai demo didepan gedung DPRD Toraja Utara, Selasa (6/2) saat mereka memaparkan didepan awak media, terkait kondisi keuangan daerah saat itu yang terjadi.
Eka, panggilan akrabnya, cukup dikenal oleh insan pers, birokrasi yang lugas dan kritis ini, secara gamblang memaparkan kepada media, rasionalisasi ditempuh oleh Dinas Kesehatan setelah adanya ‘pembengkakan’ soal upah honorer tersebut, sementara kemampuan daerah belum mencukupi untuk membayar upah mereka.
Kondisi daerah saat ini terlihat ‘kolaps’ Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) yang awalnya ditarget 101 Milyar, dipangkas menjadi 66 Milyar namun belum juga mencapai target. Target PAD hanya mencapai 44 Milyar. Imbasnya, sudah pasti soal honor Pegawai Harian Tetap (PHT) pembayarannya upah mereka tersiok-siok hingga berbuntut terjadinya demo dibeberapa Dinas.
“Upaya Dinas Kesehatan hanya berkeinginan memperkecil beban Daerah soal upah honorer tersebut, justru berakhir dengan demo, itu tergantung daerah kembali namun soal nasib orang banyak harus ada kepastian,” tegas Eka.
Peristiwa yang sedang dilakukan oleh tenaga honorer Perawat dan Bidan, terhitung kesekian kalinya, Eka Wahyuni, menjelaskan dari PHT guru juga melakukan aksi sama, petugas Kebersihan dan Damkar mengalami nasib sama mereka juga turun kejalan berorasi.
“Ini tandanya apa, telah timbulkan riak-riak, akibat kecemasan honorer soal honor mereka ragu Pemerintah tidak mampu membayar. Mereka semua butuh kepastian, dan Pemerintah harus mengambil sikap tegas sehingga tidak menjadi bulan-bulanan demo akibat dinilai tidak mampu membayar upah mereka,” jelasnya Eka.(Gede Siwa).
Keterangan foto : Suasana Rasionalisasi dilakukan di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Toraja Utara.