Dinkes Tulungagung Bersama DKP Berikan Sosialisasi B2SA dan Bantuan Pangan Balita Stunting

  • Whatsapp

TULUNGAGUNG, beritalima.com- Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, menggelar “Sosialisasi B2SA dan Penyerahan Bantuan Pangan Bagi Balita Stunting Gakin”.

Acara sosialisasi dan bantuan pangan bagi balita stunting bertempat, di Aula Desa Wonorejo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung. Senin, (11/6/2023).

Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Tulungagung melalui Nutrisionis Bekti Krisdyana, SST, M.Gz mengatakan, kegiatan hari ini merupakan kolaborasi dengan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) terkait dengan sosialisasi Pangan, Bergizi Seimbang dan Aman.

“Kalau di Dinas Kesehatan istilah gizi, sebenarnya merupakan gizi seimbang, dimana makanan dalam satu kali makan harus mengandung zat gizi dengan jumlah yang cukup, kemudian harus seimbang, tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya,” katanya.

Lanjutnya, terkait angka stunting di Kabupaten Tulungagung, sampai saat ini pihaknya masih menggunakan data terakhir di tahun 2022 yaitu 4,25%. Sedangkan, Tahun 2023 menunggu rilis bulan Agustus ini,

Menurutnya, stunting di Desa Wonorejo sendiri memang dari prevalensi cukup tinggi dibandingkan dengan Desa lainnya, sehingga dibutuhkan langkah-langkah pencegahan sedini mungkin.

Langkah-langkah pencegahannya, untuk ibu hamil bisa dimulai sejak salam kandungan. Ibu hamil harus mengkonsumsi tablet tambah darah sebanyak sepuluh tablet selama kehamilan.

“Kemudian, harus melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas atau tenaga kesehatan juga harus mengkonsumsi makanan gizi seimbang agar tercapai bayi yang sehat, sehingga ketika lahir bayinya ini akan lahir tanpa resiko stunting,” ujar Bekti.

Diterangkan, jika masih ada angka stunting, karena memang proses penurunannya bertahap tidak serta merta menjadi zero. Setidaknya, kedepan dilakukan upaya-upaya edukasi dan koordinasi ke lintas program atau lintas sektor terkait yang mana dalam waktu dekat harapannya bisa zero stunting baru.

“Stunting yang sudah ada tetap kita tangani, tetapi kita mencegah agar tidak ada stunting baru dengan memberikan sosialisasi dan pemahaman seperti sekarang,” terang Nutrisionis Bekti.

“Jika ada balita yang posisinya sudah stunting, maka akan kita lakukan rujukan ke RSUD dr. Iskak bertemu dengan dokter spesialis anak untuk ditangani yang muncul stunting baru. Kita cegah agar tidak muncul stunting baru itu yang lebih penting,” jelasnya.

Pihaknya, juga memberikan tips agar balita dapat terhindar dari stunting dan bisa tumbuh normal seperti balita yang lainnya.

“Tips pencegahan, dari ibu hamil harus melakukan pemeriksaan rutin, konsumsi tablet darah dan gizi seimbang, ketika sudah lahir melakukan IMD, selanjutnya bayi diberi ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI, ASI tetap dilanjutkan sampai balita usia 2 tahun,” pungkasnya. (Dst).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait