Disbudpar Jatim : Gelar Lokakarya Wisata Agro Tahun 2017

  • Whatsapp

KEDIRI, Beritalima : Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur di bidang destinasi Pariwisata pada tahun 2017 ini akan menggenjok destinasi desa wisata dan wisata agro di Kabupaten/Kota se Jawa Timur.

Dalam kaitanya ini, Disbudpar Jatim bidang Destinasi Pariwisata telah menyelenggarakan Lokakarya Wisata Agro Jawa Timur Tahun 2017 pada tanggal 14 – 15 Maret 2017 yang berlokasi di Hotel Insumo Palace di Kabupaten Kediri.

Utamanya kegiatan ini untuk pengembangan destinasi wisata Agro di kawasan selingkar Gunung Wilis khususnya sebagai wujud pengembangan sektor pariwisata kawasan selingkar Gunung Wilis dengan sebutan Tunggal Rogo Mandiri (Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Nganjuk, Kediri) karena selingkar Wilis terdiri dari 6 Kabupaten.

Adapun dasar pelaksanaan kegiatan ini mengacu kepada 1. Undang-Undang Nomor : 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan. 2. Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 714/427/213.2/2016 tanggal 27 Desember 2016 tentang dokumen pelaksanaan angggaran (DPA) Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur 2017. 3. Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur No. 556.2/113/118.5/2017 tanggal 9 Februari 2017 tentang panitia pelaksana dan nara sumber lokakarya wisata Agro Jawa Timur Tahun 2017.

Menurut Kadisbudpar Jatim Dr. H. Jarianto, M.Si “Sebagai Negara agraris, Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat beragam yang jika dikelola dengan tepat akan mampu menjadi andalan perekonomian nasional , kondisi agro diwilayah Indonesia sangat sesai untuk pengembangan.
Komoditas tropis komoditas pertanian (mencakup tanaman pangan, hortikultural, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan) dengan keragaman dan keunikannya yang bernilai tinggi sehingga mempunyai daya tarik yang kuat sebagai wisata agro.

Lanjutnya Obyek wisata agro, tidak hanya terbatas kepada perkebunan dengan skala hamparan yang luas seperti yang dimiliki oleh PTP-PTP yang ada di jawa timur, tetapi juga skala kecil yang dimiliki oleh petani , dengan demikian melalui pengembangan wisata agro pemerintah menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat kecil seperti yang dikutip Bapak Gubernur,”katanya.

Jarianto menambahkan, “lebih dari itu pengembangan wisata agro dapat menggerakkan ekonomi di daerah pedesaan, membantu pelestarian sumber daya alam melestarian tehnologi lokal, tradisional , memacu kreatifitas petani dan melakukan diverisifakasi produk, disamping itu pengebangan daya tarik wisata agro tidak hanya memberikan pilihan destinasi tapi dapat pula memberikan saran educative (pendidikan) agar wisatawan memahami proses pembibitan proses produksi maupun pengemasan hasil produksi.”

Lanjutnya sebagai bahan informasi,”Perkembangan dan peran sektor pariwisata di Jawa Timur pada 2 tahun terakhir menunjukkan kinerja cukup baik dan dimasa mendatang diharapkan harus lebih baik lagi jumlah daya tarik wisata alam, budaya dan buatan diJawaTimur tercatat 784 buah terdiri dari DTW alam 265, DTW budaya 320 dan DTW buatan 199.

Dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2015 sebanyak 6122.412 orang, tahun 2016 sebanyak 618.536 orang atau meningkat 42,60% jumlah wisatawan nusantara pada tahun 2016 sebanyak 51.466.969 orang, sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 54.565.006 orang atau meningkat 6,02%.”
Jarianto berharap,” agar program pemerintah dalam mengembangan wisata agro tersebut dapat memberikan benefit, impact yang luar biasa kepada masyarakat kecil, maka perlunya memberikan wacana bagi pengelola wisata agro yang memiiki tanggung jawab baik perencanaan pegolahan diversifikasi produk, pengemasan, penyajian yang pada akhirnya dapat mendatangkan wisatawan ke Jawa Timur,”tutup Jarianto

Sementara itu, Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Widarto, SS, MM menambahkan,”tujuan kegiatan ini untuk menggerakkan laju pertumbuhan ekonomi daerah pedesaan, melestarikan sumber daya alam dan teknologi local.tradisional, juga mempersiapkan dan meningkatkan kualitas SDM pengelola/petani agro wisata secara professional.”tuturnya.

Kegiatan ini diikuti 100 orang peserta dengan menghadirkan beberapa nara sumber terdiri dari Bappeda Prov. Kabupaten/Kota, Dinas Perkebunan Prov. Kabupaten/Kota, Dinas PU Prov. Kabupaten/Kota, Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota dan Pelaku usaha pariwisata, dengan materi yang disajikan, kriteria menciptakan kawasan destinasi wisata agro, upaya pelestarian destinasi wisata agro, pengembangan industry agro, profil destinasi wisata agro dan diskusi. (*)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *