Disdik Sumenep Gelar Macopat Rekor Terlama Dunia

  • Whatsapp

SUMENEP, beritalima.com| Dalam rangka Hari Guru Nasional yang jatuh pada 25 November mendatang, Dinas Pendidikan Sumenep menggelar berbagai kegiatan berupa Festival Kesenian dan Budaya.

Tema Hari Guru Nasional kali ini bertajuk “Peran Guru Melestarikan Budaya Leluhur Kabupaten Sumenep”.

Bacaan Lainnya

Salah satu Budaya Leluhur Kabupaten Sumenep adalah pagelaran Macopat terlama di dunia yang di tempatkan di Gedung Ki Hajar Dewantara.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Drs. Carto, MM, menjelaskan pagelaran macopat merupakan cara Disdik Sumenep memperingati Hari Guru Nasional.

Pagelaran ini dimulai sejak tanggal 22 sampai 25 November 2020 dengan mengusung tema ‘Guru Melestarikan Budaya Warisan Leluhur’. Peserta yang mengikuti acara ini sebanyak 13 group yang mewakili dari berbagai wilayah di Sumenep.

“Saat ini tengah berlangsung pemecahan rekor dunia pagelaran macopat selama 75 jam nonstop,” ujar Carto Minggu malam (22/11/2020).

Selain itu, dia juga memaparkan agenda kegiatan yang akan dilaksanakan pihaknya selain Macopat yakni, lomba pidato bahasa Madura, menulis tentang kendala belajar disituasi pandemi dengan bahasa Madura dan lomba nyanyi solo lagu Madura.

“Ini merupakan salah satu uapaya kita untuk nelestarikan warisan budaya. Karena Macopat sendiri tidak banyak pemuda yang bisa melakukannya.” terangnya.

Berikut group macopat yang mengikuti pagelaran teraebut diantaranya, Irama Merdeka dari Kecamatan Kalianget, Sinar Nyomo, Kecamatan Kalianget, Sinar Utama, Kecamatan Kalianget, Tunas Waringin, Kecamatan Talango, Bunga Sari, Kecamatan Saronggi, Sumber Urip, Kecamatan Batuan, Putra Harapan, Kecamatan Bluto, Setia Kawan, Kecamatan Kota, Satu Hati Satu Tujuan, Kecamatan Ambunten, Rukun Santoso, Kecamatan Rubaru, Rukun Samporna, Kecamatan Batuputih, Tri Warna, Kecamatan Gapura dan Sumber Arum dari Kecamatan Kota.

Meski kegiatan itu digelar ditengah pandemi Covid-19, dalam pelaksanaannya Disdik Sumenep tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Saksikan melalui live Instagram kami sewaktu-waktu di tanggal tersebut.” imbuhnya.

Untuk itu, mantan Kepala Disbudparpora itu juga mengajak warga Sumenep supaya mendukung pagelaran tersebut bisa mencapai rekor dunia.

“Mohon doanya agar pemecahan rekor dunia tersebut berhasil dengan sukses.” ucapnya.

Selain Macopat terlama di dunia, pada peringatan HGN kali ini para guru juga diminta menulis tentang pandemi yang terjadi di daerahnya masing-masing, namun menggunakan bahasa lokal, yakni bahasa Madura.

“Dan inilah nanti yang akan kami bukukan untuk menyambut Hari Guru Nasional yang bertepatan dengan Hari Jadi Sumenep,” katanya.

Cerita yang ditulis para guru ini akan dilombakan. Nantinya akan dipilih 2 judul dari masing-masing kecamatan. “Nah jika ada 27 kecamatan, maka akan terhimpun sedikitnya ada 54 judul yang rencananya akan dibukukan. Jika setiap guru itu menulis dua tulisan, maka kita akan terkumpul 108 judul,” jelasnya.

Sistem penulisannya, kata Carto, boleh secara kelompok atau boleh juga secara perorangan, yang penting cara penulisanya tepat sebagaiamana yang diajarkan oleh para pembimbing.

Dengan cara seperti ini, tambah Carto, akan lebih praktis untuk mengetahui potensi-potensi yang ada di berbagai daerah. Yang pada gilirannya, setiap budaya lokal bakal jadi pelajaran
ekstrakurikuler sekolah.

(An)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait