JEMBER, beritalima.com I Akibat diserang hama wereng hingga gagal panen, petani membakar tanaman padi di lahan sawahnya.
“Disini ada satu petak yang dibakar, dan yang sebelah sana ada delapan petak yang dibakar,” kata Abdul Manaf (56) seorang petani asal Dusun Krajan, Desa Kertonegoro, Jenggawah, Selasa (30/3/2021).
Ditemuinya dilokasi lahan sawahnya, Abdul Manaf menyebut, hampir dilokasi tersebut tanaman padi rusak akibat hama wereng. “Kalau disini, kesemuanya hampir terkena hama wereng, banyak sekali disini,” ucapnya.
Padahal sebelumnya, petani telah melakukan penyemprotan obat-obatan dengan insektisida Ares, Pexalon, tetapi tidak mampu, karena terlalu banyak hama werengnya.
Menurut Abdul Manaf, tanaman padi di serang hama wereng saat berumur 70an hari atau saat menjelang panen. “Ini sudah hampir 15 atau 20 hari yang diserang, hampir hektaran yang disini,” terangnya.
Sebagai bentuk kekesalan, petani membakar tanaman yang terserang hama wereng, mungkin karena tidak menghasilkan. “Buahnya tidak ada dan tidak bisa dipanen,” ujarnya.
Abdul Manaf menyampaikan, dari seperempat hektar biasanya menghasilkan gabah padi sekitar 2 ton lebih. “Tapi sekarang, kalau dapat 1 ton itu sudah banyak,” sebutnya.
Sementara, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Tirto Indah, Jazuli menerangkan jika wabah hama wereng menyerang 429 hektare sawah di desanya.
“Dari jumlah itu, sekitar 70 persen terkena hama wereng. Yang jelas, petani tidak akan mendapat keuntungan,” terangnya.
Sedangkan untuk biaya phektare diperkirakan sekitar Rp.16 juta. Bisa dikatakan sekarang ini petani gagal. Meskipun dijual, hasilnya tidak akan laku.
“Yang jelas, untuk menanam kembali petani kesulitan. Bahkan, ada juga tanaman padinya yang dibakar, biar tidak menular ke tanaman yang lain,” ungkapnya.
Dengan begitu, selalu Ketua Poktan dirinya berharap peranan pemerintah dalam hal ini. “Dengan segala caranya, membantu pemulihan ini,” pungkasnya. (Sug)