JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Umum partai Gerakan Indonesia Raya(Gerindra), Prabowo Subianto melakukan kunjungan ke kediaman Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri di Jalan Teuku Umar, Jakara Pusat, Rabu (24/7).
Pertemuan dua elite partai politik (parpol) tersebut berjalan penuh rasa kekeluargaan. Bahkan Megawati menyuguhkan nasi goreng yang dia masak untuk Prabowo.
Selain memuji cita rasa nasi goreng masakan Megawati, Prabowo juga mengaku sempat nambah nasi goreng buatan Megawati itu. Padahal, kata Prabowo, dirinya sudah diingatkan Megawati agar diet.
“Tadi ibu Megawati memenuhi janjinya memasak nasi goreng untuk kami. Luar biasa nasi gorengnya, saya sampai nambah. Padahal beliau sudah ingatkan untuk diet,” ujar Prabowo.
Dikatakan, sebenarnya dia sudah lama ingin bertemu dengan Megawati. Kunjungannya kali ini tidak lain menyambung persahabatan dan kekeluargaan yang sudah terjalin sejak lama. Prabowo juga mengaku selalu mendapatkan penghormatan dan perlakuan yang baik sejak dulu.
“Jadi, mungkin berbeda dalam beberapa sikap politik yang tidak prinsip menurut saya. Karena yang utama sama-sama patriot, sama-sama komitmen kepada NKRI sebagai harga mati,” tegas Prabowo.
Megawati mengaku, tidak menyangka nasi goreng buatannya sangat disukai Prabowo. Megawati melanjutkan, seorang perempuan yang sekaligus politikus ada sebuah keuntungannya. Ada bagian yang sangat mudah meluluhkan hati laki-laki. Mega menyebut /politik nasi goreng’ ternyata ampuh.
“Telah dibuktikan semua yang hadir, katanya enak. ‘Memang enak ya, Bu’. Makanya sering-sering diundang untuk makan nasi goreng,” tutur Megawati.
Prabowo datang mengenakan batik corak coklat, putih dan celana panjang coklat gelap. Mantan calon presiden di Pilpres 2014 dan 2019 itu datang sekitar pukul 12.30 WIB. Prabowo hadir didampingi Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani dan Ketua DPP Partai Gerindra Edhy Prabowo.
Kedatangannya disambut langsung Megawati ditemani Puan Maharani. Megawati mengenakan kemeja bercorak merah, dan kuning kecoklatan. Turut hadir dalam kesempatan itu, Pramono Anung dan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Budi Gunawan. (akhir)
