MADIUN, beritalima.com– Banyak masyarakat, khususnya pedagang kecil, yang mengeluh di tengah pandemi Covid-19, yang tak juga tuntas. Namun tidak demikian halnya dengan Yuli (34), warga lingkungan Ngebrak, Kelurahan Josenan, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Jawa Timur.
Disaat warga lainnya sedang sambat (mengeluh), perempuan ini memutar otak agar bisa menghasilkan uang. Ide pun ketemu, yakni membuat layang layang.
Yuli kemudian mencari orang yang mampu membuat layang layang. Satu rangka layang layang besar, pembuat ia beri upah seribu rupiah. Sedangkan yang bagian mengelem kertas ke rangka, ia beri upah antara dua ratus rupiah hingga delapan ratus rupiah tiap satu layang layang. Tergantung besar kecilnya ukuran layang layang.
“Kalau yang paling kecil, ngelem saja saya kasih upah Rp.200. Yang sedang, Rp.600, dan yang besar Rp.800,” tutur Yuli.
Kini, Yuli tak hanya merekrut tetangga kanan kirinya saja untuk membuat rangka dan mengelem layang layang, tapi ‘karyawan’ nya sudah bertambah hingga berada di luar Kelurahan Josenan, dan mencapai puluhan orang.
“Soalnya pesanan layang layang mencapai ratusan tiap hari. Bahkan pernah mencapai seribu lebih. Tak hanya dari Madiun saja, tapi pemesan juga ada yang dari Ngawi, Nganjuk dan Magetan,” terangnya.
Dari hasil membuat layang layang, kini ia bisa meraup keuntungan ratusan ribu rupiah dalam waktu satu hari.
Sementara itu salah satu ‘karyawan’ yang bertugas mengelem layang layang, Nyemik (45), warga Kelurahan Kuncen, Kecamatan Taman, mengaku setidaknya mendapat uang dua puluh ribu rupiah dari upah mengelem layang layang.
“Ini khan bukan pekerjaan tetap. Hanya sambilan kalau pekerjaan rumah tangga sudah selesai. Bisa juga dikerjakan malam hari sambil nonton televisi. Ya lumayan. Minimal dapat upah Rp.20 ribu satu hari. Tinggal berapa banyak layang layang yang dielem,” ucap Nyemik, Kamis 17 September 2020, siang. (Dibyo).