Diterjang Ombak Besar, Tanggul Penahan Gelombang Reklamasi Pantai Jebol

  • Whatsapp

KEPULAUAN SULA,beritaLima,com – Cuaca buruk yang melanda Laut Timur Kepulauan Sula, Tuban sejak sepekan terakhir ini membuat sejumlah tanggul penahan ombak reklamsi Pantai Sanana jebol. Tinggi dan derasnya ombak membuat beton-beton penahan ombak tergerus hingga rusak.

Permukiman warga di kawasan reklamasi pantai Desa Falahu, Kecamatan Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), Provinsi Maluku Utara (Malut) terancam abrasi air laut. Sebab, tanggul pemecah ombak yang dibangun sejak 2010 itu sudah hancur akibat arus pasang, Kamis (23/7/2020).

Kini, warga yang bermukim di kawasan reklamasi pantai itu kian cemas dengan ancaman abrasi. Ditambah lagi, dalam satu bulan terakhir ketinggian ombak diperkirakan mencapai lebih dua meter.

Abdullah (36)Salah seorang warga yang bermukim di kawasan reklamasi itu menyampaikan, selama hampir satu bulan terakhir ketinggian ombak dan cuaca sulit diprediksi, “Memang ombak kuat selama musim timur. Tapi hari ini yang paling parah, “katanya.

Ia berharap pemerintah secepatnya mengambil langkah ataupun inisiatif untuk mengatasi persoalan ini. “Kalau dibiarkan, maka terjadi lebih parah lagi, “tandasnya.

Sementara itu, Ketua RT.001 Desa Falahu, Ilham Tuahuns ketika diwawancari mengatakan, pada pukul 5:00 Wit dini hari terjadi angin kencang disertai ombak hingga pukul 7:00 Wit. Akbiatnya air laut melimpas hingga menggenangi permukiman warga.

“Dengan kondisi yang ada saat ini memang warga tidak nyaman, cemas. Oleh karena itu, kami sangat berharap pemerintah untuk cepat mengambil langkah perbaikan tanggul yang rusak ini,” harapnya.

Terpisah, Pejabat Kepala Dinas PUPR Kepulauan Sula, Nursale Bainuru ketika diwawancari mengatakan, berkait dengan kerusakan talud yang disebabkan karena alam maka sudah tanggungjawab Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

“Tanggulnya PU yang buat tetapi regulasianya kalau sudah pernah dibuat kemudian rusak ditimbulkan karena alam maka itu sudah rananya BPBD, harus dibenahi oleh BPBD,” katanya.

Nursale menyampaikan, ruang koordinasi akan menjadi penentu apakah tetap ditanggulangi oleh BPBD atau dikembalikan ke Dinas PUPR, “Keinginan saya sebagai dari bagian dari Dina PU secepatnya, tetapi kita juga harus menyesuaikan dengan APBD Perubahan,” timpalnya.

Ia menambahkan, ditahun ini pihaknya telah merinci beberapa titik pembangunan talud. “Tidak hanaya di Desa Falahu, suda beberapa desa terutama juga yang terdampak banjir kemarin seperti di Desa Waitina, Mangoli , Waitulia dan ada juga di Waitamel dan Kou. Itu kami sudah tabulasikan untuk majukan di tahun 2021,” pungkasnya.

Amatan di lokasi pukul 8:30 Wit, air laut melimpas dan menggenangi sebagian kawasan reklamasi hingga ke permukiman rumah warga, “Hingga berita ini dipublish, kondisi cuaca perairan Sanana masih ekstrim dan ketinggian ombak dikisaran 1-2 meter tersebut, terus menghantam tanggul yang rusak itu. [DN]

beritalima.com

Pos terkait