Ditjen Dukcapil Kemendagri dan Bank Dunia Cek Penerapan IKD di Bank Jatim

  • Whatsapp

SIDOARJO, beritalima.com | Pada Juni 2023 lalu PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) resmi menjadi bank pertama di Indonesia yang mengimplementasikan Identitas Kependudukan Digital (IKD) untuk perbankan.

Menindaklanjuti itu, Jumat (15/12/2023) kemarin Direktur Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil Kemendagri Akhmad Sudirman Tavipiyono bersama perwakilan Bank Dunia Biondi Sanda Sima melakukan kunjungan ke Bank Jatim Cabang Sidoarjo dan Cabang Malang.

Kehadiran mereka dengan tujuan untuk memonitoring pelaksanaan penggunaan IKD pada proses pembukaan rekening nasabah disambut Pjs Vice President Kepatuhan & APUPPT Bank Jatim Putu Denny H.

Sebagaimana diketahui, Bank Dunia telah mengucurkan pinjaman sebesar US$250 atau Rp 3,7 triliun untuk memperkuat sistem kependudukan dan pencatatan sipil di Ditjen Dukcapil Kemendagri. Dana itu akan dipakai untuk mengembangkan infrastruktur publik digital prioritas seperti platform verifikasi identitas, electronic know your customer (E-KYC), sampai identifikasi digital.

“Kami saat ini akan terus memperkuat digitalisasi pelayanan kependudukan, terutama penggunaan IKD, sehingga layanan kependudukan bisa diakses hanya dalam satu genggaman,” kata Tavip.

“Terlebih Presiden Jokowi telah meminta agar IKD dapat dipercepat lagi, sehingga nantinya masyarakat tidak harus memegang KTP fisik, namun cukup dengan IKD di smartphone,” lanjutnya.

Untuk mewujudkan itu, kata Tavip, kita semua harus bergandengan tangan serta berkolaborasi untuk giat melakukan sosialisasi dan aktivasi IKD pada masyarakat.

Apalagi Bank Jatim sudah jadi bank pertama di Indonesia yang mengimplementasikan IKD untuk perbankan dalam hal membuka rekening bank. Sehingga, pihaknya berharap seperti frontliner Bank Jatim bisa menjadi garda terdepan untuk sosialisasi IKD ini.

“Caranya bagaimana? Di awal saat CS atau teller membuka dialog dengan nasabah, bisa ditanya terlebih dahulu apakah sudah punya IKD? Kalau belum, bisa tetap dilayani secara manual dengan KTP fisik, tapi setelah itu langsung diarahkan untuk ke Dukcapil membuat IKD,” terang Tavip.

“Jadi dengan Bank Jatim kita bisa bersama-sama mencetak sejarah dalam hal implementasi IKD,” tandasnya.

Tavip mengungkapkan, pihaknya mendapat laporan bahwa pengguna IKD belum banyak. Maka dari itu, dukungan dari Bank Jatim sangatlah penting. Karena, dengan sosialisasi IKD yang agresif dapat semakin mempermudah seluruh masyarakat untuk mendapatkan layanan perbankan yang aman dan legal dari Bank Jatim.

Menurutnya, keuntungan dari pembuatan IKD cukup banyak, diantaranya lebih efisiensi dan cepat dalam proses verifikasi, di samping juga mengurangi potensi kesalahan manusia dalam memasukkan data.

Kalau sebelumnya nasabah harus mengisi formulir manual dan menyertakan salinan fisik dokumen identitas mereka untuk membuka rekening, namun dengan identitas digital maka proses verifikasi dapat diselesaikan dalam hitungan detik melalui sistem yang terhubung dengan database Dukcapil.

“Cita-cita kami ingin menciptakan pelayanan yang paperless, borderless, dan timeless, sehingga waktu dan biaya bisa lebih efisien serta mempermudah akses layanan publik,” kata Tavip.

Dalam kesempatan tersebut, perwakilan dari Bank Dunia Biondi Sanda Sima juga menyampaikan bahwa dalam proses sosialisasi IKD harus memiliki standar komunikasi, sehingga dampaknya bisa lebih masif lagi.

“Apa yg perlu disampaikan pada masyarakat harus jelas, jadi semua kalangan bisa memahami maksud dari IKD ini,” imbuhnya.

Selain itu, pada prinsipnya, masing-masing individu berdaulat atas data pribadi mereka sendiri. Jadi dengan adanya IKD bisa lebih menjaga data tiap individu.

“Misal buka rekening hanya butuh data a,b,c,d, maka data pribadi kita yang diberikan ke bank ya cuma itu saja. Yang dibagikan hanya yang relevan saja demi menjaga kerahasiaan data pribadi kita,” papar Biondi.

Pihaknya berharap, IKD di Indonesia bisa memiliki fitur yang mudah dipahami oleh siapapun dan ramah terhadap difabel. Sehingga meskipun seseorang mempunyai keterbatasan, masih bisa mengakses IKD. Dengan begitu, IKD bisa jadi kebanggaan masyarakat Indonesia.

Sementara itu, Direktur Bank Jatim Busrul Iman juga berharap IKD bisa mencegah penyalahgunaan data kependudukan dan menghemat biaya dalam pembuatan identitas.

Menurutnya, hal tersebut selaras dengan komitmen Bank Jatim dalam hal akselerasi kinerja dan transformasi bisnis yang sehat menuju Digital Bank dengan SDM yang berdaya saing tinggi. Karena itu, IKD dirasa tepat untuk mendorong percepatan pelayanan perbankan secara efektif dan efisien.

”Untuk itu kami akan lebih gencar lagi sosialisasi terkait IKD. Sebab, IKD dapat memberikan keakuratan data masyarakat. Jadi bilamana diperlukan data untuk kegiatan sosial maka akan lebih tepat sasaran serta mempercepat transaksi layanan perbankan yang telah terintegrasi dengan IKD,” ungkapnya.

Ditegaskan, dengan IKD kebenaran data dalam Costumer Information File (CIF) lebih akurat dan terjamin sesuai data kependudukan dan catatan sipil. ”Dengan menggunakan IKD, masyarakat dapat melakukan transaksi di Bank Jatim dengan lebih mudah, cepat, dan aman,” pungkas Busrul. (Gan)

Teks Foto: Ditjen Dukcapil Kemendagri dan Bank Dunia saat kunjungan ke Bank Jatim Cabang Sidoarjo terkait pelaksanaan IKD.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait