YOGYAKARTA, beritalima.com | Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersiap menyambut datangnya investasi besar dari konsorsium pengusaha Norwegia dan Indonesia.
Konsorsium pengusaha dua negara tersebut berencana menanamkan modalnya di DIY dengan potensi mencapai Rp 60 triliun. Sektor yang disasar adalah pengembangan industri perikanan terpadu.
Konsorsium tersebut berencana mempresentasikan usahanya kepada Pemda DIY pada September ini. Kabar tersebut sudah dikonfirmasi Kepala Dinas Perizinan dan Penanaman Modal (DPPM) DIY, Arief Hidayat, kepada media massa. Dia mengungkapkan, rencana tersebut masih dalam penjajakan dan belum sampai keputusan.
Berdasarkan informasi, ketertarikan muncul dari konsorsium usaha Indonesia dan konsorsium perusahaan di Norwegia. Ada sekitar tujuh perusahaan asal Norwegia yang terlibat. Konsorsium ini sudah meneken perjanjian di KBRI di Oslo, Norwegia, pada 7 Agustus 2019.
Nilai investasinya juga akan menjadi yang terbesar di DIY, kalah jauh dibandingkan dengan Yogyakarta International Airport yang mencapai Rp 7,5 triliun.
Pemda DIY sendiri tetap memprioritaskan kepentingan nelayan dan masyarakat DIY yang menggantungkan hidup di sektor perikanan. Karena itu, konsorsium harus mengedepankan pemberdayaan masyarakat sekitar, tidak hanya memperhitungkan keuntungan dan kerugian. Hal ini kembali kepada visi dan misi Gubernur DIY yakni investasi harus memberikan manfaat besar kepada masyarakat sekitar.
Kemudian, hal penting lainnya tentu saja bagaimana persiapan lahan, regulasi dan perizinan juga hal-hal teknis lain. Mana saja yang jadi kewajiban investor dan Pemda, juga bagaimana kordinasi antara Pemda DIY dengan pemerintahan setempat.
Dalam presentasi konsorsium yang rencananya dilakukan awal bulan ini, Pemda DIY akan mengundang organisasi perangkat daerah terkait. Menurut Arief Hidayat, proyek ini strategis dan Gubernur DIY bisa memberikan masukan strategis agar investor bisa mendatangkan kemakmuran seluas-luasnya untuk masyarakat.
Perlu diketahui juga bahwa rencana investasi oleh konsorsium Indonesia dan Norwegia di DIY tidak akan terjadi tanpa peran PT El Rose Brothers (ERB) sebagai inisiator. ERB adalah perusahàan investasi yang fokus di industri agribisnis yang mempunyai dampak sosial yang tinggi dan tetap menjaga kondisi lingkungan tetap baik.
Presiden Komisaris PT. EL Rose Brothers, Lily Ida Ruliyanti yang lebih akrab disapa Lily Rose, menjelaskan bahwa membangun sinergi antar pemangku kepentingan menjadi fokus utama kegiatan bisnis ERB.
Pihaknya mengkoordinasikan kerjasama beberapa perusahaan Norwegia dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia khusus untuk DIY dalam Program Akselerasi Kemakmuran Gunung Kidul, yang merupakan rencana besar Yogyakarta mengejawantahkan Konsep Strategis dari Sri Suktan HB X. Konsep Sri Sultan yang dimaksud adalah Among Tani Dagang Layar, dimaknai sebagai pembangunan pertanian, perternakan dan perikanan, yang didukung pengolahan, pemasaran (perdagangan) dan perhubungan sehingga membawa nilai lebih bagi produsen pangan dan menjadi kemudahan akses bagi konsumen. Tujuannya, membawa kemakmuran bagi rakyat Yogyakarta pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya sehingga Mataram-Yogya akan terus bersinar.
“ERB menyambut konsep strategis tersebut dengan secara aktif mengajak pengusaha-pengusaha Norwegia berinvestasi di DIY dengan melibatkan langsung peran masyarakat Yogyakarta,” terang Lily. (rr)