Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat mulai berjalan secara beriringan. Dua tahun terakhir ini 2015 dan 2016, salah seorang dosennya Ratna Umi Nurlila, S.Si, M.Sc berhasil memperkenalkan kepada masyarakat di Konawe Utara, produksi laksa skala industri rumah tangga dari tepung sagu.
Ditemui media di kampus, Minggu (26/2/2017), Ketua Prodi Teknik Elektromedik menegaskan, teknologi tepat guna itu cukup membantu ekonomi keluarga masyarakat dengan sumber daya alam tanaman sagu yang cukup besar potensinya dapat ditemukan di wilayah Sultra.
Penelitian yang telah di geluti sejak 2012 terus di tingkatkan dan merambah pada pengabdian masyarakat. Lewat program Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) didanai Kemenristekdikti RI selama 2 tahun berturut turut dengan untuk peningkatan perekonomian keluarga berbasis enterpreneurship.
Pendampingan yang dilakukan tahun 2015 berupaya meningkatkan perekonomian keluarga yang terpingirkan akibat himpitan hidup dan aktivitas penambangan di daerah Konawe Utara. Bentuk pendampingan memperikan motivasi kewirausaahan dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang melimpah di daerah tersebut, tegas perempuan kelahiran Lokshumawe 19 November 1980.
Pada tahun 2016 kembali melakukan pendampingan dengan dana Kemenristekdikti yang di focuskan pada masyarakat miskin terpingirkan di Kota Kendari, pada Kelurahan Bonggoea melalui usaha pembuatan sapu ijuk berbasis enterpreneursip pada kelompok mitra.
Dari kegiatan pendampingan yang dilakukan, sarjana Biologi Universitas Haluoleo berharap KUBE yang telah di bentuk terus mengembangkan usahanya sehingga akan meningkatkan pendapatan keluarga. sehingga fungsi STIKES Mandala Waluya bukan hanya sebagai ajang meniti ilmu bagi mahasiswa tetapi sebagai pilar kekuatan masyarakat, khususnya masyarakat Sulawesi Tenggara. (yahya)
Ketgam:
Penyerahan Alat mesin produksi laksa oleh Ketua Tim IbM Ratna Umi Nurlila, S.Si., M.Sc kepada salah seorang Kepala Desa Mitra di Kabupaten Konawe Utara. (foto:humas stikes mw kendari)