Caption:
dr Benjamin Kristianto MARS anggota DPRD provinsi Jatim
SIDOARJO, beritalima.com|
Setelah Pandemi Covid-19 hampir usai, penyakit campak merebak dan menyerang para Balita, bahkan ada beberapa orang dewasa yang juga tertular penyakit campak.
Menanggapi perihal tersebut, dr Benjamin Kristianto MARS mengungkapkan bahwa penyakit campak disebabkan oleh virus. Sehingga mudah sekali menular.
“Karena penularan penyakit yang diakibatkan oleh virus, disebarkan melalui udara. Baik itu droplet karena bersin, pilek atau sentuhan,” terang dr Beny, panggilan akrab dr Benjamin Kristianto.
Menurut dr Beny, pemerintah sebenarnya sudah menyediakan vaksin untuk mencegah terjangkitnya penyakit campak.
“Sejak bayi berusia 2 Minggu,
Kemenkes menambah 3 Jenis Vaksin Imunisasi Rutin, Salah Satunya HPV. Jenis vaksin yang diberikan kepada bayi antara lain BCG, Polio 1, mencegah penularan tuberculosis dan polio. DPT-HB-Hib 1 Polio 2, mencegah polio, difteri, batuk rejan, tetanus, hepatitis B, meningitis, & pneumonia. DPT-HB-Hib 2 Polio 3. DPT-HB-Hib 3 Polio 4. Setelah bayi berusia 9 bulan, vaksin campak diberikan,” tutur anggota DPRD provinsi Jatim ini.
dr Beny tidak menyangkal meskipun sudah divaksin campak, bisa saja baik Balita maupun orang dewasa tertular penyakit campak. Karena beberapa vaksin diberikan dalam beberapa tahapan, sehingga memungkinkan kekebalan tubuh bisa lebih terjaga.
“Tapi vaksin campak hanya diberikan satu kali. Bisa jadi kekebalan tubuh untuk menolak penyakit campak tidak berfungsi. Ada beberapa sebab, Kalau itu ada kasusnya maka yang perlu dievaluasi adalah satu apakah anak itu melakukan imunisasi atau tidak. Kalau anak itu tidak melakukan imunisasi berarti kan faktor keluarga tersebut yang lalai terhadap kebutuhan kesehatan bayinya. Kemudian yang kedua,
Dinas Kesehatan apakah obat yang disuntikkan pada imunisasi itu efektif atau tidak. Nah karena kita tahu kalau vaksinasi satu kali biasanya resiko kegagalannya tinggi, karena itu dipengaruhi oleh faktor penyimpanan teknik penyuntikan dan lain-lain,” sambung politisi partai Gerindra tersebut.
dr Beny menambahkan, jika terjadi kasus campak terhadap Balita atau orang dewasa yang sudah menerima imunisasi vaksin campak, kondisi yang demikian itu bisa diakibatkan karena beda dosis ukurannya, bahan yang digunakan, sistem penyimpanannya, teknik menyuntiknya, dosisnya expired atau tidak.
“Nah itu kan mesti dipelajari oleh dinas kesehatan, supaya pada saat diberikan pada masyarakat, terutama ketika diberikan kepada anak-anak. dosisnya harus tepat, bahannya, cara penyimpanan, teknik penyuntikan, semua harus sesuai standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga efektifitas sesuai dengan yang diharapkan. Dinas Kesehatan harus follow up bila terjadi kasus, agar upaya pemerintah untuk memberikan fasilitas kesehatan terhadap masyarakat bisa benar-benar terwujud,” tandasnya.
dr Beny menyampaikan, jika di dalam keluarga terdapat salah satu anggota keluarga yang terpapar campak. Maka harus dilakukan isolasi, diberikan makanan yang bergizi, asupan vitamin. Karena penyakit yang disebabkan oleh virus itu akan lebih cepat sembuh, dibandingkan dengan penyakit yang disebabkan oleh hal lain.(Yul)