JAKARTA, beritalima.com – Peluncuran Buku, Meyakini Menghargai & Merayakan Keragaman, Serial Literasi Agama Untuk Remaja. Diselenggarakan oleh penerbit buku Expose dari Mizan Group bersama PPIM Universitas Islam Negeri Jakarta, dan Convey Indonesia. Hadir pada kesempatan itu, Yudi Latif, Pemikir Kebangsaan yang juga eks Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Lukman Hakim Saefudin, Menteri Agama RI, Dosen UIN Syarif Hidayatullah, dan Tokoh Muda Konghucu.
Senin, (28/1/2019) di Lantai 2 Perpustakaan Nasional RI, Haidar Bagir, pendiri Mizan Group yang juga sebagai penerbit buku Expose, sejak 35 tahun silam. Dua buku yang berjudul Meyakini Menghargai dan Merayakan Keragaman, ungkapnya memasukan lima agama lokal agar generasi muda dapat mempercayai keberagaman agama.
Menurutnya, peluncuran buku ini merupakan puncak dari rangkaian acara Festival Keragaman yang dilakukan di Bandung (14 Desember 2018), Jogjakarta (15 Januari 2019), dan Padang (26 Januari 2019). Kedua buku im merupakan Seri Literasi Agama untuk Remaja dalam rangka mengedukasi nilai-nilai keragaman lndonesia bagi generasi milenial.
“Indonesia kini “diberkahi” 90 juta milenial. Artinya generasi milenial memiliki peran penting untuk masa depan negeri ini. Wajah masa depan Indonesia tergantung dari pandangan, interaksi, dan nilai-nilai yang diserap generasi milenial negeri ini,” ujarnya.
Sayangnya, generasi milenial negeri ini menurutnya, masih rentan dengan pertarungan hoaks, isu intoleransi, sikap-sikap antikeragaman, dan riuhnya ujaran kebencian. Terlebih lagi, dinamika di media sosial turut memengaruhi persepsi generasi milenial dalam membangun cara pandang serta melihat masa depan negeri ini.
“Kami selaku Penerbit Exgose (Mizan Group) bersama PPIM Universitas Islam Negeri Jakarta, dan Convey Indonesia terpanggil untuk menerbitkan buku bernutrisi keragaman Indonesia untuk generasi muda (milenial) Indonesia. Kami sekadar mengingatkan generasi muda bahwa Bangsa Indonesia sebetulnya telah memiliki ”DNA Keragaman” dengan budaya dan sejarah keragaman dan kerukunannya yang begitu panjang,” imbuhnya.
Masih diungkapkan Haidar, Indonesia adalah negeri paling majemuk, paling toleran, tapi juga dengan keunikannya menyimpan potensi disharmoni. Faktanya, lndonesia dihuni 1340 suku bangsa, memiliki 742 bahasa, ada 6 Agama Resmi dan 187 Penghayat Kepercayaan atau agama lokal. Apalagi Indonesia bukan negara daratan, meIainkan negara kepulauan yang dipisahkan oleh lautan yang luas,” jelasnya.
Sementara Menteri Agama RI menyatakan bahwa Indonesia sedang berupaya dalam peradaban dunia. Mengingat dari dua buku yang diterbitkan itu erat kaitannya dengan keimanan. Dalam dalam pengertian keimanan itu kata Lukman Hakim Saefudin, tidak merubah ruang di luar melainkan harus menghargai perbedaan.
“Kita mudah terjebak dengan prilaku kesalahan, yang pada gilirannya muncul awal mula konflik dan destruktif. Maka dari itu kita harus tahu cara kita beragama agar tetap terjaga melawan dari tindakan ekstrim dan tidak berlebihan,” ungkapnya. ddm