Sidoarjo, beritalima.com |
Demi menjalankan amanah dalam misi kemanusiaan, NUCARE Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh (LAZISNU) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul ulama (MWC NU) Candi Sidoarjo mendirikan Barrak Posko NU Peduli sejak awal Desember yang lalu. Dalam Tenda berukuran 600 cm x 1400 cm x 300 cm dengan kapasitas kurang lebih 50 orang yang didirikan di Dusun Gumukmas Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang ini membuka layanan kesehatan dan trauma healing bagi korban terdampak erupsi Gunung Semeru selama 24 jam non-stop.
Ketua LAZISNU Candi Sidoarjo H. Nursalim menyampaikan, setelah mendapatkan dukungan dan kerjasama dari pengurus Ranting NU Supiturang dan berbagai pihak yang ada disana, Tim dari LAZISNU Candi dengan mudah keluar masuk lokasi karena sudah mengantongi ijin dari pihak terkait (kepolisian) untuk mengirimkan logistik dan bantuan lainnya dari berbagai komunitas dan lembaga untuk didistribusikan kepada warga sekitar. Tidak hanya itu, Posko LAZISNU Candi yang ramai dikunjungi orang dari berbagai daerah ini juga menjadi pusat kegiatan pelayanan sosial dasar masyarakat yakni pendidikan dan kesehatan.
“Selain memberikan layanan kesehatan di tenda posko, relawan kami dari LAZISNU Candi dan juga komunitas lain yang bergabung di tenda posko, memberikan layanan kesehatan door to door kepada warga yang masih bertahan dari dampak dan anak-anak yang belum mendapatkan fasilitas belajar karena sekolah dan mendrasah masih ditutup sementara akibat Erupsi Gunung Semeru,” ucap H. Salim
Sementara itu, Koordinator lapangan tim relawan LAZISNU Candi Teuku Eko Hadi Nugroho yang hingga saat ini masih berada dilokasi bencana menuturkan, hampir setiap hari ada sekitar 20 warga yang berkunjung ke tenda posko layanan kesehatan baik pagi maupun sore hari. Adapun keluhan yang dirasakan yakni sakit sesak, nyeri, pilek, tenggorokan, batuk, dan lambung.
“Sakit yang dikeluhkan oleh warga paling banyak adalah sakit pinggang dan linu-linu, oleh karenanya banyak yang membutuhkan terapi pijat. Tenda posko layanan kesehatan ini multi fungsi dan setiap hari buka 24 jam, kalau pagi digunakan belajar anak-anak PAUD, di samping itu juga untuk menampung logistik kebutuhan warga korban erupsi Semeru,” tuturnya kepada NU Online Jatim saat dihubungi melalui sambungan telepon selulernya.
Hadi juga menuturkan bahwa lokasi pendirian Posko tersebut berada di zona merah dengan jarak 5 km dari semburan erupsi gunung semeru. Ada sekitar tiga puluh rumah yang masih bertahan dengan penghuninya dan sebagian sudah direlokasi ke tempat yang lebih aman. Sementara kondisi dan status gunung Semeru saat ini masih waspada dua, sehingg banyak aktivitas warga yang sebagian besar berprofesi sebagai petambang ini masih dibatasi.
“Alhamdulillah, situasi dan kondisi masih aman meskipun status waspada dua, kami selalu keliling kerumah warga memastikan kondisi mereka terjaga dan aman, sehingga kami tetap bisa memberikan pelayanan kesehatan untuk warga juga pelayanan pendidikan bagi anak-anak,” terang Gus Hadi sapaan akrabnya.
Tim relawan LAZISNU Candi saat bertugas juga dibantu oleh relawan dan Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) setempat, warga juga merasa sangat terbantu dengan adanya tenda posko layanan kesehatan ini.
“Karena lokasinya lebih dekat, daripada warga datang ke Puskesmas yang jaraknya hampir lima kilometer. Aktivitas kami di pagi hari membantu pengiriman logistik dan siang harinya kami sering keliling door to door ke rumah warga untuk memberikan layanan psikologi karena banyak warga yang masih trauma terutama kalau mendengar suara gemuruh petir,” pungkasnya.
Lebih lanjut, dirinya menceritakan saat ditanya suka dukanya sebagian relawan kemanusiaan. Ada rasa kebanggaan tersendiri ketika bisa membantu mereka yang membutuhkan uluran tangan kita, ikut merasakan derita mereka yang sudah kehilangan harta benda dan sanak saudara.
“Ini juga menjadi pengalaman yang berharga bagi kami, bisa menjadi bagian dari mereka, membantu dan meringankan beban, menghibur dan menjadi saudara mereka dikala kesusahan. Karena setiap tangis mereka adalah kesedihan kami dan setiap senyum mereka adalah kebahagiaan bagi kami. Selagi bisa dan mampu kami akan siap siaga menjadi relawan kemanusiaan sampe batas waktu yang tidak ditentukan,” imbuhnya
Sekian rasa haru dan bangga bisa membantu para korban bencana erupsi gunung Semeru, Gus Hadi juga merasakan kesedihan tatkala belum bisa berjumpa dengan anak istri dan keluarganya di Sidoarjo.
“Kami sudah hampir dua minggu disini , karena tugas kami adalah sampai batas waktu yang tidak ditentukan, rindu keluarga itu pasti ada, namun kami bisa menggunakan fasilitas media sosial, video call untuk menghubungi keluarga sekedar melepas rindu dan saling memastikan kabar bahwa kami baik-baik saja,” ucapnya
Bersama para relawan Gus Hadi juga melayani terapy pijat, dan trauma healing bagi anak-anak serta warga terdampak bencana serta menyediakan layanan ambulans, tensi meter, alat detak jantung, tabung oksigen, dan obat-obatan.
“Kami menyediakan obat batuk, luka, diare, flu, sesak napas, lambung, dan obat lainnya termasuk untuk anak-anak dan semuanya kami berikan secara gratis. Kalau habis hujan, pasien terapi pijat yang datang untuk sementara dilayani di teras rumah sahabat Ansor setempat yang halamannya ditempati tenda posko layanan kesehatan ini,” imbuhnya menambahkan