Lombok Timur NTB, Berita Lima.Com
Kegigihan Kepala Desa Danger Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat patut di apresiasi. Sebab dirinya bersama Pemdes mampu menciptakan alat pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar Bensin, Solar dan minyak tanah. Penemuan ini patut kita banggakan sebab hal ini akan menjadi nilai komersial yang tinggi dalam pemasukan pendapatan desa yang di pimpinnya. Apalagi kegiatan kedepan akan dikelola oleh BUMDES.
Menjadikan desa mandiri adalah cita-citanya. Hal ini sebagai contoh Saat wartawan berkunjung ke desanya Jumat ( 09/04/2921), beberapa program unggulan Desa Danger ditunjukkan, antara lain Mesin pengolahan sampah menjadi bahan bakar, pemberdayaan ekspor pohon Gaharu dan produk UMKM produksi Tahu, Tempe. Krepik Tempe dan Tahu.
Dalam mewujudkan Kampung Sehat yang diinisiasi Kapolda NTB Irjend Pol Muhamad Iqbal S.I.K. Pemdes Danger bersama Kapolsek Masbagik AKP Zainudin Basri, Bhabinsa, Bhabinkamtipmas, juga tokoh masyarakat berjibaku bersama-sama dalam mesosialisakan ke masyarakat tentang disiplin terhadap prokes dan menjalankan 5 M. Dari hasil yang diperoleh setiap aktifitas masyarakat Desa Danger selalu mematuhi Protokol kesehatan. ” Kampung Sehat sebagai wahana pembelajaran masyarakat atas kepatuhan terhadap protokol kesehatan dalam memerangi penyebaran Virus Covid. Tujuannya adalah agar masyarakat terhindar dari serangan virus. Jika masyarakat sehat perekononian akan bejalan.” Terang Kapolsek.
Alat pengolahan Sampah menjadi BBM menjadi nilai ekonomis yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Alat pengolahan sampah plastik menjadi BBM bensin, solar dan minyak tanah buatan Kades Danger dapat mengolah satu kilo sampah plastik yang bisa mengahasilkan satu liter bensin, 1.5 liter solar dan minyak tanah. Pembuatan alat ini sudah satu tahun berjalan, sementara ini BBM yang dihasilkan di manfaatkan untuk bahan bakar operasional Pemdes. Sedangkan kedepan pengelolaan alat ini mau diserahkan ke Bumdes agar menjadi pendapatan desa.
” Kegiatan ini dimulai dari tahun 2019. Dari hasil yang dicapai sempat menjadi juara 1 tingkat provinsi untuk Teknologi Tepat guna.
Mesin produksi pengolahan sampah dibuat oleh Pemdes Desa Danger. Rencana kedepan kami mau perbesar agar bisa dikelola menjadi nilai komersil di masyarakat.
Akan kami olah menjadi perusahaan yang besar supaya dapat memperdayakan masyarakat Desa Danger khususnya.
Program ini juga dalam rangka mendukung program Zerowaste di NTB.
Tapi pemerintah daerah maupun propinsi belum ada respon bahkan perhatian serius terhadap kreatifitas Pemdes Desa Danger terhadap penemuan alat pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar ini.” Terang Kades menyesalkan.
Lanjut kades,
” Harapan saya pemerintah merespon baik atas apa yang sudah kami lakukan ini. Program kami ini juga membantu program Zerowaste, program prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur NTB. Dengan alat ini jika kami didukung maka NTB akan menjadi daerah yang maju. Inilah sebenarnya indutrialisasi itu, progam unggulan Gubernur NTB yang harus didukung juga.” Terang Kaspul Hadi.
Untuk pengembangan usaha pada alat pengolahan sampah menjadi BBM ini tinggal menunggu uji laboratorium, dan sekarang masih proses. Tambah Kaspul penuh keyakinan.
Satu lagi program prioritas unggulan Desa Danger Kecamatan Masbagik Lotim yang sudah mendunia yaitu ekspor pohon Gaharu ( Pohon mahal asli Indonesia) Pohon Gaharu banyak sekali manfaatnya bukan hanya untuk kosmetik tapi bisa juga untuk obat.
Pengusaha bisnis pohon Gaharu Mansur. SPd menjelaskan kepada media bahwa, ada sekitar 1.600 orang di Desa Danger yang menggantungkan matapencaharian dibisnis ini. Dimasa pandemi Covid sekarang ini tinggal 600 orang yang terlibat dalam kegiatan ekspor Gaharu. Akibat musibah Covid juga mempengaruhi bisnis ini. Kegiatan inipun juga dikelola oleh Bumdes bersama masyarakat. Terangnya.
Melihat prospek besar bisnis Gaharu yang menjanjikan, untuk program berkelanjutan warga desa di wajibkan menanam gaharu di pekarangan rumahnya.
Jumlah penduduk Desa Danger berjumlah 16.000 jiwa sedangkan Jumlah KK sebanyak 6.000. Dengan luas wilayah 296,3 hektar.
Program unggulan olahan kayu Gaharu sudah go internasional dan sudah menembus pasar Timur Tengah seperti Arab Saudi, Eropa dan Asia.
Selainitu untuk produk UMKM di Desa Danger lebih berkonsentrasi pada pengolahan Tahu tempe. Yang di olah menjadi kripik tempe, kripik tahu. Pemasaran produk ini sudah menyebar keseluruh pulau Lombok.
UMKM Pemilik produksi Tahu Kurnia H. Kaharudin (55) mengatakan, ” Kami perlu bimbingan pemerintah untuk membuat kemasan yang menarik agar dapat masuk ke pasar modern. Ungkapnya. (SHN).