Edukasi Program Bangga Kencana dan Masalah Stunting di Sidoarjo

  • Whatsapp

SIDOARJO, beritalima.com | Selain di Surabaya, di hari yang sama Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur juga menggelar kegiatan Promosi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Kecamatan Balung Bendo, Sidoarjo.

Kegiatan pada 6 Oktober 2022 ini menghadirkan narasumber Anggota Komisi IX DPR RI Sungkono, Koordinator Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN Jawa Timur Sofia Hanik, serta Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3 AKB) Kabupaten Sidoarjo Syaf Satriawarman.

Menurut Sungkono, BKKBN sudah mempunyai sejumlah program yang menjadi satu upaya untuk penurunan stunting di Indonesia, karena pada tahun 2021 angka stunting masih tercatat di atas 21%. Namun, lanjutnya, program BKKBN harus efektif dan bukan hanya simbolis.

“Untuk menurunkan angka stunting di Indonesia bukan hanya dibutuhkan program BKKBN, tapi juga kesadaran masyarakat akan pentingnya menjadikan anak-anak kita sebagai sumber daya manusia yang unggul,” kata Anggota Komisi IX DPR RI ini.

Bahkan, lanjut Sungkono yang dari Partai Amanat Nasional pemilihan Jawa Timur ini, keuntungan jika bebas dari stunting adalah bangsa Indonesia pasti unggul dalam dunia internasional.

Dari BKKBN Jawa Timur, Sofia Hanik mengatakan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis. Untuk itu BKKBN mengupayakan berbagai program di antaranya untuk mengurangi stunting.

“Ada program Bangga Kencana, yakni Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana yang memiliki lima pilar, yakni pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk, pembangunan keluarga, penataan persebaran dan pengarahan mobilitas penduduk, serta penataan administrasi kependudukan,” jelas Sofia Hanik.

Menurutnya, program Bangga Kencana menjadi salah satu program unggulan dari BKKBN yang menjadikan keluarga sebagai sandaran pembangunan dan berfokus mewujudkan keluarga yang berkualitas.

“Program Bangga Kencana di Jawa Timur sudah berhasil, bahkan data menyebutkan anak yang dilahirkan dalam angka 2,2. Artinya, anak rata-rata sudah dua, mungkin ada yang satu atau tiga,” ungkapnya.

BKKBN, lanjut Sofia Hanik, juga sudah memberi alat-alat kontrasepsi secara gratis, tinggal masyarakat memilih alat kontrasepsi yang diinginkan melalui pelayanan puskemas.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala DP3 AKB Kabupaten Sidoarjo Syaf Satriawarman menegaskan, program Bangga Kencana sudah berjalan cukup baik, hampir seluruh puskesmas di Sidoarjo mempersiapkan untuk penggunaan KB Terencana.

“Ada dua hal yang paling penting dalam penurunan stunting, yakni intervensi mengenai spesifik dan sensitif. Spesifik adalah tugas orang kesehatan dengan memberikan berbagai informasi kesehatan, di sisi lain keberhasilan stunting, yakni sensitif harus dikerjakan oleh yang lain, baik kementerian/ lembaga dan pemerintah daerah,” ujarnya.

Menjadikan Indonesia bebas stunting sangat membutuhkan kesadaran masyarakat, karena anak tidak hanya dilahirkan, tapi juga harus dicerdaskan agar memiliki daya saing global. (Gan)

Teks Foto: Promosi KIE Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting yang digelar BKKBN Jatim di Balung Bendo, Sidoarjo.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait