Efek Samping dari Terapi Ikan

  • Whatsapp

beritalima.com – Ikan merupakan hewan yang biasa dijadikan peliharaan. Hewan ini juga dapat dijadikan santapan yang memiliki gizi tinggi. Ternyata, selain dapat dijadikan santapan dan peliharaan, ikan juga dapat dijadikan sebagai hewan terapi.

Terapi ikan atau biasa disebut juga spa ikan, memiliki peminat yang sangat banyak. Kita dapat menjumpai fasilitas terapi ikan di tempat wisata, hotel, hingga rest area.
Menurut pengalaman penulis, terapi ikan dilakukan dengan cara merendam kaki di kolam yang diisi oleh banyak ikan kecil. Kemudian ikan-ikan kecil ini akan mengigit-gigit seolah mencari sesuatu dikaki yang direndam ke kolam tersebut. Gigitan ini tidak sakit karena tidak sampai melukai kaki.

Gigitan-gigitan kecil dari ikan terapi diyakini sangat membantu membersihkan kulit dari orang yang melakukan terapi. Ikan kecil yang jumlahnya banyak ini kemudian menyedot atau menggigit dengan lembut kulit kering yang mati di kaki.

Jenis-jenis ikan yang di gunakan umumnya jenis ikan gararufa. Ikan ini sudah diketahui tidak membahayakan dan diklaim sangat cocok untuk terapi ikan ini. Meski begitu, saat ini sudah banyak fasilitas yang menggunakan ikan jenis lain bahkan yang jauh lebih besar daripada ikan gararuffa. Seperti pada terapi ikan yang terdapat di kawasan Cibulan, menurut pengelola, ikan yang digunakan untuk terapi ikan ini merupakan ikan jenis nila.

Terapi ikan dipercaya dapat membantu mengelupas kulit mati, meningkatkan sirkulasi darah, menghilangkan bakteri, meredakan stres dan juga mengurangi bau kaki. Bahkan juga dapat menyembuhkan penyakit kulit lainnya. Terapi ikan ini juga dapat membuat kulit menjadi lembut dan halus.

Seperti yang dialami oleh Indah, salah satu pengunjung terapi ikan di kawasan Cibulan. Ia mengatakan, “Gigitannya awalnya geli, tapi lama-lama terbiasa. Kulit kaki juga jadi halus dan bersih.”

Meskipun memiliki banyak manfaat, ternyata terapi ikan juga memiliki efek samping. Air dalam kolam ikan dapat mengandung sejumlah mikroorganisme. Hal ini dapat terjadi apabila air kolam dari pengunjung sebelumnya ke pengunjung berikutnya tidak diganti atau dibersihkan.
“Jika ikan membawa strain bakteri dan pengguna memiliki luka terbuka di kakinya, ada risiko bahwa ketika ikan menggigit kulit pengguna, bakteri ini dapat ditularkan. Hal yang sama dapat terjadi jika ikan memiliki luka terbuka pada kulit mereka sendiri,” kata dr. Nisha, Dokter Ahli Dermatologi.

Seperti yang dilansir dari channelnewsasia.com, ikan-ikan terapi dapat membawa atau memindahkan bakteri ke tubuh pada saat gigitan-gigitan kecil pada kaki. Ketika orang yang melakukan terapi memiliki luka terbuka dan ikan-ikan terapi membawa bakteri, maka bakteri yang dibawa ikan dapat dipindahkan ke orang tersebut. Infeksi kulit yang mungkin terjadi adalah infeksi staphylococcus dan microsporum.

Dokter Nisya menyarankan bagi yang memiliki sistem kekebalan lemah, penderita diabetes, atau pun penderita peradangan kulit sebaiknya menghindari terapi ikan ini. Jika hanya bertujuan untuk menyingkirkan kulit mati pada kaki, lebih baik menggunakan batu apung sebagai gantinya.

(Syifa Rizki Fauziah,
Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *