Ekonomi Sirkular Sebuah Harapan & Tujuan

  • Whatsapp
Dr. dr. Robert Arjuna MD PhD

Oleh:
DR.dr. Robert Arjuna FEAS*
Sampah adalah waste produk dari semua jenis makanan ,ada sampah plastik, sampah organik, sampah medis sampah botolan yan setiap hari kita buang baik sengaja dan tak sengaja oleh setiap manusia namum pembuangan hampir tidak mengikuti proses aturan yang benar ,ada yang membuang ke sungai,got maupun sembarangan tempat sehingga menimbulkan banjir dimanamana karena sungai dipenuhi sampahdan polusi udara Bagaimana sampah diolah menjadi bentu ekonomi sirkular dengan diolah menjadi bahan yang berguna bagi kehidupan kita,alangkah indahnya sampah itu bisa dikelolakan dipabrik sampah dan diubah menjadi bahan penggunaan lagi.
Umumnya sampah dikelola oleh petugas pemerintah dengan urutan dari sumber sampah menuju TPS dan pada akhirnya ke TPA. Sampah di TPA inilah yang kemudian meresahkan jika tak ada pengolahan lebih lanjut. Sebab, bagaimanapun sampah-sampah ini akan terus memakan lahan dan terus menggunung yang bisa berdampak pada lingkungan hidup yang tidak sehat serta bencana seperti sampah yang longsor.

Ekonomi sirkular adalah alternatif dari ekonomi linier/tradisional (membuat, menggunakan, membuang) di mana melalui ekonomi sirkular kita menjaga sumber daya tetap digunakan selama mungkin, mengekstraksi nilai maksimum darinya saat digunakan, kemudian memulihkan dan meregenerasi produk dan material pada tingkat akhir setiap umur layanan (wrap.org.uk). Hal utama yang membedakan konsep ekonomi sirkular adalah dari pemanfaatan sumber daya, dimana dalam ekonomi sirkular sumber bahan baku dari produk mereka berasal dari bahan yang didaur ulang. Melalui pemanfaatan daur ulang ini maka sampah, emisi, dan energi yang terbuang dapat diminimalisasi.

Ada beberapa alasan mengapa konsep ekonomi sirkular ini seharusnya mulai diterapkan oleh para pelaku industri dan jasa baik skala kecil maupun skala besar, seperti:
1. Mengurangi limbah.
2. Mendorong produktivitas sumber daya menjadi lebih baik.
3. Meningkatkan kemampuan bersaing.
4. Mengatasi permasalahan kelangkaan sumber daya yang akan muncul dimasa yang akan datang.
5. Mengurangi dampak lingkungan dari produksi dan konsumsi.
Di Indonesia sendiri pentingnya konsep ekonomi sirkular telah disadari oleh pemerintah dimana Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin), telah menetapkan 5 prinsip utama dari konsep yaitu
Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Repair
Lima prinsip tersebut dapat dilakukan melalui
1. Pengurangan pemakaian material mentah dari alam (reduce)
2. melalui optimasi penggunaan material yang dapat digunakan kembali (reuse)
3. Penggunaan material hasil dari proses daur ulang (recycle)
4. proses perolehan kembali (recovery) atau dengan melakukan perbaikan (repair)
Pemerintah Indonesia tengah mendorong konsep ekonomi berkelanjutan atau ekonomi sirkular. Model ekonomi ini mempertahankan nilai produk, bahan baku, dan sumber daya semaksimal mungkin.Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Arifin Rudiyanto, mengungkapkan pada acara virtual peluncuran laporan studi “The Economic, Social, and Environmental Benefits of Circular Economy in Indonesia” Ada lima sektor prioritas dalam implementasi ekonomi sirkular. Lima sektor terpilih itu adalah makanan dan minuman, tekstil, konstruksi, ritel yang fokus pada kemasan plastik, dan elektronik.

Perkembangan konsep ekonomi sirkular di Indonesia memiliki hambatan, seperti sistem pendidikan yang belum mengarah kepada konsep ini padahal ekonomi sirkular dapat mencapai sustainability development goals (SDG).
Prof. Tjandra.Stiadi. M.Eng, PhD mengatakan bahwa “Harus berubah dari produk, proses, dan sistem bisnisnya supaya mendukung sustainability yang mencakup tiga komponen, yatu ekonomi, lingkungan, dan sosial,”
Selain hambatan, perkembangan ekonomi sirkular juga membutuhkan data mass balance dari bahan yang lengkap. Data ini digunakan untuk memetakan peluang bisnis dan kreasi dari spent resources (bahan sumber daya alam yang telah digunakan). Tantangan besar yang dihadapi saat ini adalah biaya, upaya pemanfaatakan limbah industri, kompleksitas teknologi, dan inovasi dalam pengembangannya.

Ir. Achmad Gunawan Widjaksono, MAS. Menjelaskan pengelolaan limbah B3 dan non-B3 lebih lanjut. Ir. Gunawan mengungkapkan bahwa saat ini ada 114 buah definisi dari konsep ekonomi sirkular. Definisi-definisi tersebut mengerucut kepada empat aspek, yaitu economic prosperty, followed by environment quality, its impact on social equity, dan future generation. Secara singkat, pendefinisian ini terintegrasi menjadi satu untuk generasi yang akan datang.Terdapat pula 12 prinsip green engineering yang perlu diterapkan untuk mencapai efisiensi, kesejahteraan masyarakat, dan lingkungan yang terjaga. Dari 12 prinsip ini, poin yang perlu digarisbawahi adalah design of separation karena energi yang dibutuhkan saat proses pemisahan dalam sebuah industri sangat besar. Itu membutuhkan alternatif cara agar energi yang dibutuhkan bisa seminimalnya.“Pemanfaatan limbah adalah prinsip. Pemerintah mendorong untuk memanfaatkan limbah bukan ditimbun. Kita akan fasilitasi semaksimalnya sehingga limbah bisa dimanfaatkan,” tegas Ir. Gunawan.

Populasi dunia diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 10 miliar pada tahun 2050. Sumber daya kita, bahan mentah bumi, terbatas. Akibatnya, tenaga kerja global dan biaya bahan baku meningkat.Peluang bisnis ekonomi sirkular dapat menawarkan cara-cara baru untuk memitigasi risiko-risiko ini guna memungkinkan bisnis tumbuh dan berdiversifikasi. Dalam ekonomi sirkular, produk dan bahan terus beredar dalam kondisi penggunaan yang bernilai tinggi, melalui rantai pasokan, selama mungkin. Ekonomi sirkular dicapai dengan merancang produk secara cerdas dengan mempertimbangkan seluruh siklus masa pakainya, menggunakan kembali dan memperbaiki untuk memperpanjang masa pakainya, dan kemudian ketika masa pakainya dianggap berakhir, produksi ulang untuk membuat produk baru dari yang lama.

Ada beberapa rute untuk merangkul ekonomi sirkular yaitu sebagai berikut:
1. Desain
2. Daur ulang
3. Manufaktur
4. Remanufaktur dan Penggunaan Kembali
5. Model Bisnis termasuk leasing dan servistisation

Indonesia telah mengadopsi konsep ekonomi sirkular ke dalam Visi Indonesia 2045, dan telah mengintegrasikannya ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024. Jadi apa itu sebenarnya ekonomi sirkular?
Sistem pengelolaan sampah ekonomi sirkular yaitu sistem yang berprinsip untuk mengurangi sampah dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada. Dalam kaidah ekonomi linear, sampah berada di luar lingkaran perputaran yang umumnya ambil-pakai-buang.Dalam ekonomi sirkular, sampah, emisi, dan energi yang terbuang diminimalisir dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan teknologi. Hal ini melibatkan memperpanjang umur poduksi-konsumsi, inovasi desain, pemeliharaan, penggunaan kembali, daur ulang ke produk semula dan daur ulang ke produk yang berbeda.Prinsip ekonomi sirkular ini sudah diterapkan di negara-negara maju guna meminimalisir pencemaran sampah plastik dan mendukung keberlanjutan sumber daya
RobertoNews 1128 《22.11.21(20.00)》
• Praktisi Dokter & Penulis ilmu Kesehatan

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait