SURABAYA, beritalima.com – Energi alternatif memang sudah banyak diaplikasikan, tapi kebanyakan untuk moda transportasi darat. Sedangkan 4 Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) ini menciptakan kapal tenaga surya.
Keempat mahasiswa ini, Avid Christa Nugraha dan Chandra Tantono, Jurusan Teknik Manufaktur angkatan 2013, serta Reynaldi Johan dan Ariel Valentino, Jurusan Teknik Elektro angkatan 2013.
Mereka berkolaborasi membuat kapal tenaga surya awalnya untuk lomba Marine Icon 2016 bertema Eco Solar Boat.
“Dari tema itu kami ingin membuat kapal yang ringan tetapi tetap dapat bekerja dengan baik,” kata Avid Christa.
“Dengan menciptakan kapal yang menggunakan cahaya matahari sebagai bahan bakarnya akan jadi solusi dalam kelangkaan BBM di Indonesia,” tambahnya.
Meskipun menggunakan konsep baru, yaitu solar cell/panel surya sebagai supply boat, tidak ada kesulitan bagi Tim Ubaya ini. Karena, mereka telah mempelajari konsep serta perhitungan dalam mengaplikasikan solar cell. Terbukti dengan waktu pembuatan selama 1 bulan, mereka dapat meraih posisi ketiga dalam kompetisi Marine Icon 2016.
Kolaborasi antara mahasiswa beda jurusan ini menghasilkan kapal yang sangat indah. Mahasiswa Teknik Elektro memiliki peranan penting pada rangkaian elektronik dan sistem kontrol dari kapal yang dibuat, sedangkan mahasiswa Teknik Manufaktur juga berperan penting dalam mendesain kapal yang stabil, ringan, dan pergerakan lincah.
Dibantu tim desain Teknik Elektro, kapal yang diberi nama ELMAN ini juga mampu meraih best design dan juara 3 untuk kategori Solar Boat dalam kompetisi Marine Icon 2016 dengan menghabiskan biaya pembuatan sebesar Rp 4 juta.
Kapal ini memiliki ukuran 75 cm x 25 cm dan terdiri dari beberapa komponen seperti hole/lambung kapal, propeler, ruder, motor, panel surya, dan kelistrikan.
Bahan tubuh kapal ini menggunakan lapisan fiber agar lebih kuat saat terjadi benturan dan mengurangi kemungkinan terjadinya kebocoran.
Kapal ini didesain seringan mungkin agar tidak membebani kinerja motor dan dapat bermanufer dengan baik saat di air.
Desainnya beda dengan kapal solar cell lainnya. Depannya dibuat runcing dan di bagian lambungnya di beri garis-garis timbul agar dapat membantu memecah air saat melaju kencang, sehingga tenaga dari mesin tidak terbuang sia-sia.
Yang berbeda dari kapal tenaga surya lainnya, kapal ini menggunakan 28 panel surya ukuran 5×5 cm, sehingga dapat banyak menyerap energi matahari. Bahan body kapal dan desainnya dibuat seperti kapal yang digunakan di sungai pada umumnya.
“Kami memilih menggunakan desain seperti bentuk aslinya karena kami ingin kedepannya perahu ini dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat digunakan oleh masyarakat,” ujar Chandra Tantono.
Cara kerja kapal ini adalah sinar matahari diubah menjadi energi listrik, lalu energi itu disimpan dalam batere khusus dan akhirnya digunakan menggerakkan propeller pada kapal. Panel surya akan mengubah panas matahari menjadi tenaga listrik.
Lalu, energi tersebut disimpan dalam baterai berkapasitas 7 kilowatt. Tenaga listrik itulah yang digunakan sebagai bahan bakar mesin untuk menggerakkan propeller atau baling-baling perahu.
Kapal dengan tenaga surya ini bisa dibilang hemat dan cukup efisien. Kapal itu membutuhkan energi yang sangat sedikit. Hanya dengan 7 volt mampu melaju dengan kecepatan 1.474 knot atau sama dengan 2,73 km/jam.
“Kapal ini dapat dibilang tangguh, karena kami menggunakan banyak solar panel yang sekaligus kami desain sebagai atap kapal, sehingga banyak energi matahari yang dapat diserap dan membuat kapal melaju lebih lama,” lanjutnya.
“Saya berharap produk ini dapat direalisasikan di masyarakat. Saya juga berharap dimanapun nantinya mereka bekerja, mereka tetap dapat menghasilkan karya yang mengandalkan sumber daya alam menjadi sebuah energi terbarukan,” ungkap Elieser Tarigan Ph.D selaku dosen pembimbing. (Ganefo)
Teks Foto: Avid Christa Nugraha dan Chandra Tantono, serta Reynaldi Johan dan Ariel Valentino, mahasiswa Ubaya yang bikin kapal tenaga surya.