Dawet Lele – Sotong Hanya Ada di Stand Wirausaha Muda Sumenep

  • Whatsapp
Dawet lele Wirausaha Muda Sumenep Rasanya yang khas dan segar membuat minuman ini begitu disukai berbagai kalangan

SUMENEP, beritalima.com|Saat ini, di Kota Sumenep, Madura, Jawa Timur hadir kuliner es dawet lele hasil karya anak muda yang tergabung dalam Wira Usaha Sumenep (WMS). Kuliner baru ini memiliki rasa yang khas karena bahan dasarnya terbuat dari lele.

Proses olahan ikan lele Wira Usaha Sumenp

Es dawet lele hanya ada di Kota Sumekar, kabupaten yang memiliki banyak destinasi wisata alam dan sejarah. Kuliner ini buka dari pagi sampai sore hari di Jalan Dr Soetomo nomor 4, Pajagalan atau sebelah timur Taman Bunga (TB) Sumenep. Jika Anda berkunjung ke Sumenep, tidak ada salahnya untuk mencicipi kuliner es dawet lele ini.

Untuk bisa menikmati segarnya es dawet lele, Anda tidak perlu mengeluarkan banyak duit, karena olahan yang dihasilkan anak-anak muda Sumenep ini hanya dijual dengan harga Rp5 ribu untuk satu kemasan.

Rasanya yang khas dan segar membuat minuman ini begitu disukai berbagai kalangan. Mulai anak muda hingga orang tua. Meski baru saja buka, Senin (9/9/2019), minuman ini laris manis. Pertama kali dibuka, 100 kemasan es dawet lele langsung ludes. Maklum, kuliner semacam ini baru pertama kali di Madura terutama di Sumenep. Keesokan harinya juga demikian, banyak pembeli yang berdatangan sehingga pemuda yang baru saja bergabung di WMS mengaku sangat senang.
Suhartono, salah satu pendamping WMS di bidang budidaya lele dan olahan mengungkapkan bahwa pemuda yang tergabung di bisnis ini sebanyak 35 orang. Mereka semua berbagi tugas, ada yang mengurus olahan, sebagian lainnya mengurus budidaya ikan lele yang terintegrasi dalam bisnis ini.

“Jadi, peserta WMS di bidang budidaya lele dan olahan ini membuat dawet lele dari hasil budidaya sendiri. Dari 35 orang, ada yang mengurus dan memberi pakan lele di kolam, mengawasi dan sebagian lainnya fokus diolahan dawet,” terang pria yang akrab dipanggil Totok itu.

Hasil budidaya lele tidak hanya diolah menjadi dawet, tapi juga dibuat menjadi sotong atau sotong lele. Bisnis cemilan ini juga berjalan bersamaan dengan dawet lele. Totok mengaku, dalam tiga hari ini, dawet maupun sotong lele habis terjual dalam sehari. Cemilan sotong yang terbuat dari lele itu rasanya gurih dan berbeda dari cemilan lainnya. Sehingga produk anak muda di Sumenep ini bisa menjadi oleh-oleh bagi wisatawan.

Menurut Totok, pemuda yang tergabung di bisnis ini semakin bersemangat karena hari pertama jualan, anak asuhnya mendapat omset sebesar Rp700 ribu. Berikutnya, hari kedua bertambah menjadi Rp800 ribu dari total penjualan es dawet dan sotong lele.
Pemuda yang membuka bisnis es dawet dan sotong ini akan terus mengembangkan bisnis kuliner ini. Apalagi saat ini banyak wisatawan yang berkunjung ke Sumenep, terutama pada saat hari libur. Oleh karena itu, pemuda yang berjualan es dawet dan sotong membutuhkan tempat jualan yang bisa pinda-pindah tempat. “Rencananya, kalau pagi dan hari libur, teman-teman mau berjualan di area Labhang Mesem dan Museum Keraton Sumenep, karena di sana banyak wisatawan,” ungkap Totok.

Bisnis lele dan olahan itu adalah sebagian dari usaha lainnya yang tergabung di WMS. Semua itu merupakan program dari Pemerintah Kabupaten Sumenep, yakni program cetak 1.000 wirausaha muda, yang dimulai sejak 2016 hingga sekarang.
(An)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *