Puasa Ramadan telah memasuki hari ke-18. Sebentar lagi kita akan memasuki 10 hari terakhir dalam bulan Ramadan. Tanpa terasa, Ramadan akan segera meninggalkan kita. Kita baru saja melewatkan 10 hari pertama Ramadan yang penuh rahmat dan sedang berada di 10 hari kedua Ramadan yang penuh ampunan.
Memasuki 10 hari terakhir Ramadan yang juga disebut dengan Itsfunminannar, yakni pembebasan dari api neraka.
Apa yang sebaiknya kita lakukan pada 10 hari terakhir Ramadan? Seperti yang dikisahkan Aisyah ra tentang Rasulullah bahwa pada 10 hari terakhir Ramadan beliau mengencangkan tali sarungnya, artinya makin meningkatkan ibadahnya, menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istrinya.
Rasulullah lebih serius dan lebih banyak dalam melakukan amal ibadah dibanding hari-hari lainnya. Rasulullah beribadah tidak terbatas pada satu jenis ibadah tertentu saja, tapi meliputi semua jenis ibadah baik shalat, membaca Alquran, berzikir, sedekah dan lain-lainnya.
Rasulullah selalu membangunkan istri-istri beliau juga untuk melakukan salat, zikir, dan lainnya. Hal ini dilakukannya agar keluarganya juga dapat meraih keuntungan besar pada waktu-waktu utama tersebut.
Rasulullah selalu beri’tikaf pada 10 hari terakhir Ramadan ini, agar terputus dari aktivitas keduniaan agar lebih fokus dalam ibadahnya.
Karena diantara 10 hari terakhir Ramadan itu, sangat besar kemungkinan salah satu di antara malamnya adalah malam Lailatur Qadar. Malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Bagaimana sudah mempersiapkan diri menyambutnya?