SUMENEP, Beritalima – Batik Festival Sumenep 2017 yang digelar pada Sabtu (9/ 12/ 2017) sebagai upaya mempromosikan Visit Sumenep 2018 dinilai mencederai norma dan nilai budaya adi luhung Sumenep, bahkan melanggar norma norma ajaran agama.
Joko Suhardi Ketua Pengurus Cabang Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Sumenep, menyatakan prihatin dan miris terhadap penyelenggaraan Batik Festival Sumenep, karena ada peserta lebih menonjolkan desain busana batik yang mempertontokan aurat, bukan pada nilai seni (motif) batik itu sendiri.
“Karya budaya bangsa ini telah ternodai dengan peragaan model yang menggunakan busana batik, yang tampak terlihat jelas pada bagian sensitif tubuhnya. Masak desain busananya harus dibolong di wilayah tubuh sensitifnya”, kecamnya kepada beritalima.com Sabtu 09/12/17.
Menurutnya Inovasi Pemkab Sumenep melalui Visit Sumenep 2018 memang harus didukung oleh semua lapisan masyarakat, tetapi tatanan kehidupan yang berbudaya dan agamis harus juga diperhatikan oleh semua pihak, termasuk penyelenggaraan event seperti pada Batik Festival. Dalam Festival tersebut Seharusnya penyelenggara membuat aturan dan ketentuan yang mempersyaratkan dengan kriteria yang tepat pada desain busana yang akan ditampilkan, yakni mengenai norma, etika dan estetikanya.
“Panitia teledor jika kemudian muncul model dg busana bolong gitu. Padahal acara lainnya seperti menghadirkan Puteri Indonesia cukup bagus”, tukas Joko.
Oleh sebab itu IKA PMII Sumenep akan mengkaji lebih detail kemungkinan adanya pelanggaran terhadap Undang Undang Pornografi dan Porno Aksi dari Batik Festival tersebut. “Bila memenuhi unsur-unsur pelanggarannya tidak menutup kemungkinan kami laporkan”, pungkasnya.
Unggah Foto diprotes
Sementara itu dari terkait pemberitaan tersebut, salah satu yang mengatasnamakan peserta model, Evelyn
Warga Jalan Tenggilis Mejoyo Surabaya, memprotes karena foto yang diunggah di medsos menjadi viral, dan mendapatkan respon negatif dari netizen.
“Saya mau protes, kenapa foto saya bisa masuk kedalam artikel, saya tidak ada memberi ijin dan juga artikelnya merendahkan,” tulis sms yang mengatasnamakan salah satu peserta festival batik yang diterima redaksi beritalima.com, Minggu 10/12/17.
Dalam sms tersebut ia mengaku yang memakai baju orange dalaman hitam, yang kemarin mengikuti Festoval Batik Sumenep.
” Yang memakai baju orange dalaman hitam itu saya. Kemaren saya ikut lomba di sumenep. Dan tidak ada ijin kalau foto saya akan di masukkan web. Dengan konten merendahkan,” tulis SMS tersebut.
“Oleh karena itu saya mengharapkan saudara untuk menghapus foto tersebut. Terima kasih. Karena saya tidak mengijinkan foto saya untuk di publikasikan pada artikel anda,” ancam isi sms tersebut. (Red)