MADIUN, beritalima.com- Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, melalui dinas terkait terus berupaya menyediakan pasokan pangan masyarakat dalam taraf aman. Tak heran, diperlukan peta ketahanan pangan untuk menjaga ketersediaan pangan ke depan.
Walikota Madiun, H. Maidi, mengatakan, ketahanan pangan tidak hanya soal ketersediaan pangan. Namun, juga berdampak pada gizi masyarakat, anak stunting, hingga urusan pendidikan dan kemiskinan.
‘’Jadi bukan soal makan yang cukup. Tetapi asupan gizi juga harus diperhatikan. Ini bisa berdampak ke banyak hal,’’ kata H. Maidi, saat Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Peta Ketahanan Pangan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas-FSVA) 2021 yang digelar Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Madiun di sebuah hotel, Kamis 11 November 2021.
Anak yang kurang gizi, lanjutnya, bisa mengakibatkan stunting. Hal itu juga berdampak pada kecerdasan. Kecerdasaan, berkaitan dengan keberhasilan dalam pendidikan. Sedangkan pendidikan selalu beriringan dengan kemiskinan. Karena itu, urusan pangan secara tidak langsung bisa berkaitan dengan kemiskinan.
‘’Kebodohan ini sejalan dengan kemiskinan. Kalau pendidikan bisa dipenuhi dengan baik, dia bisa mendapatkan pekerjaan atau membuka usaha dengan baik pula. Secara tidak langsung bisa meningkatkan taraf hidup,’’ jelasnya.
Sedangkan pendidikan yang baik, juga dipengaruhi dari asupan makanan. Karenanya, ia berharap dinas terkait bisa memetakan kebutuhan pangan beserta jenis gizi masyarakat Kota Madiun.
Kegiatan FGD, paparnya, diharapkan memberikan gambaran akan kondisi tersebut hingga dapat memetakan penyusunan ketahanan dan ketersediaan pangan di Kota Pendekar.
‘’Semua kegiatan tidak boleh hanya seremonial. Pasti akan saya cek setelahnya. Bagaimana penerapan dan apa hasilnya. Karenanya, saya minta semuanya saja untuk serius,’’ tandasnya. (Sumber Diskominfo/editor Dibyo).
H. Maidi (pakai jas).