FKH UNAIR Latih Masyarakat Cowindo Cegah PMK dan Tingkatkan Penghasilan Susu Sapi

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com|
Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menyelenggarakan pengabdian masyarakat pada Selasa (02/08/2022) kemarin. Kali ini, FKH menyasar Wisata Sapi Perah, Cowindo, yang terletak di Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung.

Dr Sri Mulyati drh selaku ketua pelaksana menjelaskan bahwa Wisata Cowindo sendiri sudah memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan. Mulai dari peternakan sapi dan hasil susu sapi yang melimpah. Namun, minimnya inovasi dalam pengelolaannya membuat produk yang dihasilkan masih belum memiliki nilai tambah.

“Melalui program ini kami ingin memberikan pengetahuan kepada peternak dan menciptakan kemandirian ibu-ibu wisata Cowindo agar lebih kreatif dan berinovasi dalam mengolah susu guna menambah nilai jualnya,” terangnya.

Kegiatan pelatihan dan pendampingan tersebut dicanangkan hingga bulan November nanti. Tercatat, pada pelatihan yang diadakan pada Selasa kemarin dihadiri oleh 25 orang. Mereka adalah para peternak dan ibu-ibu pengelola UMKM Wisata Cowindo.

Dalam kesempatan itu, Dr Sri Mulyati menerangkan bahwa jika susu hasil perahan diolah menjadi produk turunan akan meningkatkan harga berkali-kali lipat. Oleh karenanya, ia mendorong para pemerah untuk tidak hanya menjual langsung susu hasil perahan.

“Jika kita jual susu saja harganya hanya berkisar antara Rp 6.000 – 7.000 per liter. Jika diolah menjadi yogurt atau kefir, harganya bisa sampai Rp 50.000 per liter,” sambungnya.

Minimalisir Penyebaran PMK

Selain pengolahan susu, acara tersebut juga membekali para peternak untuk menimalisir penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dosen Reproduksi Veteriner FKH UNAIR Prof Ismodiyono menyampaikan, adanya wabah PMK menjaga kebersihan kandang dan hewan ternak menjadi hal yang penting. Ia mendorong para peternak untuk selalu membersihkan kandang rutin satu hari sekali untuk mencegah hewan ternak terjangkit PMK.

“Dan untuk yang terindikasi PMK kita bisa memberikan desinfektan berupa larutan kaporit sebanyak 2 persen, memberikan larutan prusi atau trusi 5 persen pada kaki hewan yang terjangkit, dan memberikan obat kumur iodine 5 persen dua kali sehari,” tuturnya.

Selain itu, para peternak juga diajari untuk mengolah pakan hijauan menjadi silase, fermentasi atau diramu menjadi pakan lengkap.

“Hal itu bertujuan agar peternak bisa memiliki pakan berkualitas meski di tengah musim kemarau,” imbuhnya.

Dr Sri Mulyati berharap, setelah diberikan pelatihan para peternak dan pelaku UMKM di Wisata Cowindo bisa meningkatkan taraf hidup dan pemasukannya.

“Sehingga para peternak sapi perah juga tetap bersemangat dan dapat bertahan meski dihantui wabah PMK,” pungkasnya. (Yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait