MADIUN, beritalima.com- Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh tiap 1 Oktober, kali ini diperingati dengan upacara virtual yang digelar di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Jumat 1 Oktober 2021.
Sedangkan Forpimda Kabupaten Madiun, mengikuti upacara secara virtual tersebut dari Monumen Kresek.
Meski secara virtual dan sederhana, namun Bupati Madiun H. Ahmad Dawami dan Wabup H. Hari Wuryanto, bersama Forkopimda mengikuti upacara ini dengan penuh khidmat dan tetap memberlakukan prokes yang ketat.
Bupati mengakui, jika image PKI di Madiun tentu belum tuntas semua. Namun demikian, lambat laun sudah mulai bergeser kearah yang lebih baik dengan upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah.
Misalnya dengan icon Kampung Pesilat, dan dengan inovasi yang dilakukan mulai tingkat kabupaten hingga desa, kini image itu sudah cenderung menggerus.
“Dengan kegiatan Hari Santri di Kabupaten Madiun yang diperingati setiap 22 Oktober, sudah tidak ada yang menjadi sumber lahirnya ideologi terlarang (PKI) di Kabupaten Madiun,” tegas H. Ahmad Dawami.
Ditekankan bupati, dalam setiap upacara ini, tentu ada pesan untuk generasi agar mereka memahami sejarah yang terjadi di negara ini, supaya tidak sampai terulang lagi. Seperti tertulis dalam sejarah, kejadian ‘berdarah’ di Madiun berlangsung hanya 12 hari. Diantaranya di Kresek.
“Kita (masyarakat Madiun) bukan bagian PKI. Karena kita yang pertama kali melawan PKI. Kita adalah Kampung Pesilat. Ketika kita bicara hari Kesaktian Pancasila, itu bicara nasionalisme,” ungkapnya.
Untuk diketahui, upacara yang dipimpin langsung oleh Presiden Jokowi, hanya berlangsung di Monumen Pancasila Sakti. Sedangkan, Forpimda mengikuti secara virtual dari daerah masing-masing. (Dibyo).
H. Ahmad Dawami (tengah), H. Hari Wuryanto (kanan) atas.