Forum Pembauran Kebangsaan Perekat Keharmonisan Masyarakat Yang Majemuk

  • Whatsapp
Salah seorang tokoh etnis Tionghoa Imam Santoso memperkenalkan pengurus dan anggota Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Sumenep

SUMENEP, beritalima.com| Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) menggelar Sosialisasi pembauran kebangsaan bertempat di Aula Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur, Kamis 20 Mei 2021.

Sosialisasi dan Dialog Forum Pembauran Kebangsaan Kabupaten Sumenep bertempat di pendopo Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep

Kegiatan ini dilaksanakan dengan Protokol Kesehatan Ketat dimasa pandemi Covid – 19 diikuti oleh 80 orang yang merupakan tokoh masyarakat adat dan etnis dari unsur masyarakat Banjar, Tionghoa, Jawa, Madura dan Arab, Mandar, Bugis dan suku Batak yang ada di wilayah Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep.

Bacaan Lainnya

Hadir Sebagai narasumber, Kepala Bakesbang Pol Kabupaten Sumenep Drs. Akh. Zaini, MM. Ketua DPRD Kabupaten Sumenep, KH. Abdul Hamid Ali Munir, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Sumenep, Drs. H. Idham Khalid, SH, MH. Camat, Kapolsek Manding Manding dan Koramil Manding.

Kepala Bakesbang Pol Kabupaten Sumenep Drs. Akh. Zaini, MM. mengatakan, kegiatan ini dimaksudkan menyegarkan kembali pemahaman masyarakat Indonesia secara luas khususnya masyarakat Sumenep tentang wawasan nusantara dalam hal ini pembauran kebangsaan di tengah suasana perubahan sosial yang mendasar.

“Tujuannya adalah untuk membangkitkan rasa dan semangat kebangsaan di kalangan masyarakat bangsa Indonesia demi mendorong terwujudnya kehidupan yang harmonis dengan menciptakan suasana keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” katanya.

Menurut Zaini, wawasan kebangsaan dari aspek sosial dan budaya dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa pembinaan moral dan akhlak serta kerukunan hidup umat beragama merupakan syarat utama dalam mengatasi permasalahan bangsa yang sedemikian rupa dan kompleks.

“Setidaknya wawasan kebangsaan ini mampu memberikan arti penting peran moral dan akhlak dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah NKRI,” jelas mantan Kadisdukcapil ini.

Di tempat yang sama, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Sumenep, Drs. Idham Khalid, MH. menyampaikan, pemeliharaan kerukunan umat beragama merupakan upaya bersama umat beragama dan pemerintah di bidang pelayanan, pengaturan dan pemberdayaan umat beragama.

“Indikator toleransi itu dapat dilakukan dengan saling menerima keberadaan umat beragama lain, mengerti kebutuhan beragama lain, percaya dan tidak saling mencurigai antar sesama umat, ada kemauan untuk tumbuh dan berkembang bersama, rela berkorban untuk kebaikan bersama serta mengedepankan nilai-nilai ajaran universal agama (kejujuran, kedamaian, menghormati, taat pada pimpinan/pemerintah,” ungkapnya.

Menurut Idham, toleransi berasal dari bahasa latin tolerare artinya menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Sikap toleran tidak berarti membenarkan pandangan yang dibiarkan itu, tetapi mengakui kebebasan serta hak-hak asasi para penganutnya.

“Potensi kerukunan di Jawa Timur khususnya Kabupaten Sumenep Madura karena dominasi etnis Jawa dan Madura, kuat tradisi keislaman, posisi pondok pesantren, peranan kiai sebagai rujukan sosial, budaya dialog antar pemuka agama, peranan kelompok perempuan, banyak lembaga kerukunan serta kearifan lokal,” tegasnya.

Mantan Kepala Kemenag Kabupaten Sumenep ini menambahkan, menumbuhkan toleransi dapat dilakukan dengan mengenali kenyataan yang berbeda-beda, memahami kenyataan yang berbeda-beda, berinteraksi dengan pihak-pihak yang beragam serta keteladanan.

“Agama yang ideal adalah humanis, positif, beradab dan inklusif yang dapat memainkan peranan penting dalam upaya membangun budaya toleran dan santun di tengah masyarakat di pasca tradisional dan modernitas global. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa menumbuh kembangkan dan memperkuat rasa persatuan antar golongan khususnya di wilayah Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep”. Pungkasnya.
(An)

beritalima.com beritalima.com

Pos terkait