Jakarta, setelah Pandemi Covid-19 dengan berbagai varian Covid, kini akan ada ancaman bentuk penyakit baru yakni Long Covid-19.
Menurut founder Biotech Wibisono long Covid-19 disebut akan menjadi bencana kesehatan masyarakat berikutnya. Long Covid sendiri merupakan kondisi ketika seseorang sudah dinyatakan bebas dari virus namun masih menderita sejumlah gejala yang berkepanjangan.
Lanjut Wibi,di Amerika Serikat (AS) saja, saat ini sudah 30% pasien yang menderita gejala jangka panjang Covid, jumlahnya setara 23 juta orang Amerika, menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.
“Long Covid menunjukkan bahwa virus ini bertahan lama dan bahkan mungkin lebih berbahaya. Tidak heran, pakar medis menyebutnya bencana kesehatan masyarakat berikutnya,” ujar Wibisono menyatakan keawak awak media di Jakarta Selasa (10/1/2023).
“Di Indonesia perlu juga di waspadai orang yang terkena dampak ini. Long Covid bisa mengubah cara dalam hal bagaimana kita melakukan praktik medis, sama halnya seperti yang terjadi pada HIV/AIDS,” kata Wibi yang juga praktisi kesehatan ini.
Siapa pun yang menderita Covid-19 dapat mengalami kondisi tersebut, terlepas dari tingkat keparahan infeksi awal atau varian virusnya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Long Covid juga mempengaruhi semua kelompok umur, bahkan mereka yang sebelumnya bugar dan sehat.
Studi menunjukkan wanita berisiko lebih tinggi daripada pria; satu studi menemukan wanita dewasa dua kali lebih mungkin memiliki gejala jangka panjang.
Gejala utama long Covid
Long Covid telah dikaitkan dengan lebih dari 200 gejala, menurut The Rockefeller Foundation. Sesak napas, kelelahan, dan gangguan tidur atau insomnia adalah gejala yang paling umum
Sedangkan menurut meta-analisis global baru-baru ini yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, sebuah jurnal peer-review.
Sementara itu, gejala lainnya termasuk kecemasan, depresi, nyeri tubuh, sakit kepala, jantung berdebar-debar dan kabut otak yang menggambarkan tantangan yang terkait dengan kognisi, seperti berpikir, konsentrasi, komunikasi, pemahaman, memori dan fungsi motorik.
Beberapa penderita mengalami kerusakan organ, hingga jantung, paru-paru, ginjal, kulit dan otak.
Durasi Long Covid
Tidak ada definisi yang umum tentang berapa lama gejala bisa bertahan pada pasien Long Covid. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat mengatakan seseorang memiliki gejala jangka panjang jika gejala tersebut bertahan lebih dari (atau dimulai setelah) satu bulan sejak awal infeksi Covid-19.
WHO umumnya menggunakan barometer tiga bulan.
Para ahli menyebut bahwa bagi sebagian orang, gejala Long Covid dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Sekitar 15% orang yang penyakitnya bertahan tiga bulan setelah infeksi terus mengalami gejala setidaknya 12 bulan setelah infeksi, “maka dari itu Biotech terus melakukan antisipasi program dalam hal pencegahan long Covid ini dengan tetap menjaga kesehatan dengan rutin suntik “immun booster” yang telah terbukti dalam mencegah dan mengobati Covid sejak Pandemi Covid-19 kemarin,” pungkas Wibisono