Fraksi PKS DPR RI Desak Jokowi Prioritaskan Gas Untuk Keperluan Industri Dalam Negeri

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Politisi senior membidangi Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) serta Lingkungan Hidup (LH) (Komisi VII-red) DPR RI, Dr H Mulyanto meminta Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjaga komitmen dengan memperioritaskanpasokan gas untuk kebutuhan industri dalam negeri.

Itu, kata Mulyanto dalam keterangan pers yang diterima Beritalima.com, Selasa (24/11) pagi, patut diperhatikan agar pembangunan ketahanan pangan dapat tumbuh dan menghasilkan efek pengganda (multiflyer effect) dalam pembangunan nasional.

Tanpa komitmen ini, lanjut wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI bidang Industri dan Pembangunan, industri yang bergantung kepada bahan baku gas akan terkendala menjaga tingkat produktifitas. Jika hal tersebut terjadi, dikhawatirkan masa depan industri nasional akan mengalami penurunan.

Hal itu juga sempat dikemukakan Mulyanto dalam diskusi dengan Direksi BUMN Pupuk Kujang dan PGN saat Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI di Karawang, Jawa Barat, pertengahan pekan lalu. Gas bukanlah sekedar sebagai komoditas ekonomi untuk diperdagangkan termasuk diekspor ke luar negeri. Namun, lebih dari itu gas adalah Sumber Daya Energi (SDE) yang tidak dapat diperbaharui dan penggunaannya harus dioptimalkan untuk menunjang pembangunan nasional.

Dikatakan, penggunaan dalam negeri atas sumber daya gas dapat meningkatkan nilai tambah dan menghasilkan efek pengganda bagi pembangunan nasional. Ini harus menjadi perhatian utama Pemerintahan Jokowi. Perusahaan Pupuk Kujang misalnya, sampai hari ini masih galau, karena ketidakjelasan jaminan alokasi pasokan gas jangka panjang mereka setelah 2024. Tanpa tambahan pasokan gas, 2025 Pupuk Kujang akan kekurangan pasokan gas 25 MMSCFD dan angkanya akan terus meningkat menjadi 65 MMSCFD 2030. “Tentu ini mengkhawatirkan,” jelas Mulyanto.

Sampai 2024, ungka wakil rakyat dari Dapil III Provinsi Banten ini, Pupuk Kujang mendapat pasokan gas dari PT Pertamina EP Asset-3, PHE ONWJ dan PT Pertamina EP Asset-2 masing-masing 39, 37 dan 23 MMSCFD. Dan, 2024 sumber gas dari PT Pertamina EP Asset-2 habis sehingga diperkirakan 2025 Pupuk Kujang akan kekurangan pasokan gas.

“Untuk diketahui nilai ekspor gas kita 2011 tercatat 23 milyar dolar AS (surplus 21.6 milyar) dan terus menurun sampai 10 Milyar USD (surplus 7.4 milyar USD) di 2018. Dari data Dirjen Migas Kementerian ESDM, produksi gas 2020 diproyeksikan 6,028 MMSCFD, terus meningkat sampai 2025 menjadi 7,102 MMSCFD. Dari sejumlah itu, 2020 diperkirakan ekspor gas Indonesia 1,999 MMSCFD (atau 33 persen dari produksi) dan diperkirakan akan menurun 2025 menjadi 1,236 MMSCFD (atau hanya 17.4 persen dari total produksi), ” demikian Dr H Mulyanto. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait