Galang Biaya Pengobatan, GPPI dan BEM Se Kampar Kumpulkan Koin

  • Whatsapp

BANGKINANG KOTA – Usai dirawat oleh pihak RSUD Bangkinang di kamar anak lantai III, Putra (4) dan Putri (2) menderita diduga gizi buruk alias busung lapar, pengurus Gerakan Pemuda Patriotik Indonesia (GPPI) Kabupaten Kampar dan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sek Kabupaten Kampar langsung bergerak mengumpulkan koin.

Sekretaris GPPI Kabupaten Kampar Ryan saat dihubungi Ahad malam mengatakan pada hari ini, Ahad (04/09/2016) pagi hingga sore tadi, GPPI Kampar bersama Aliansi BEM Se-Kampar melakukan pengumpulan koin berlakasi di pasar Inpres Bangkinang.
“Aksi pengumpulan koin ini guna untuk membantu biaya pengobatan saudara kita yang tertimpa gizi buruk. Dan ini juga sebagai sindiran kita terhadap Pemerintah Daerah (Pemda) Kampar karena tidak mampu mengatasi kemiskinan dan gizi buruk di Kabupaten Kampar,” jelasnya.
Selain itu, kata Ryan, GPPI Kampar dan Aliansi BEM se Kampar sangat mengutuk keras atas pelayanan RSUD Bangkinang menolak untuk memberikan perawatan terhadap korban gizi buruk pada hari Jum’at (02/09/2016) lalu. “Kita mengecam keras atas pelayan yang diberikan oleh pihak RSUD Bangkinang, karena pada hari Jum’at (02/09/2016) lalu, RSUD Bangkinang menolak untuk memberikan perawatan terhadap korban gizi buruk,” kecamnya.
Ditegaskan Ryan, dalam kasus gizi buruk ini seharusnya sudah menjadi kejadian luar biasa dan bukan lagi sebagai persoalan biasa. “Maka dari itu, seharusnya pihak RSUD harus memprioritaskan persoalan gizi buruk ini,” katanya.
Disampaikan Ryan, kami dari GPPI Kampar serta BEM se Kampar yang terdiri dari BEM STIE Bangkinang, STIKES TT, STKIP Tuanku Tambusai, POLKAM akan menyurati Dirut RSUD Bangkinang yang menjadi penanggung jawab atas pelayan RSUD Bangkinang dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar yang menjadi penanggung jawab atas kesehatan masyarakat Kampar.
“Kita GPPI KAMPAR dan BEM se Kampar, menuntut Pemda Kampar agar mengatasi sesegera mungkin persoalan gizi buruk ini, dan juga kami mengecam keras atas tindakan pihak RSUD Bangkinang yang menolak untuk memberikan pelayanan dan perawatan secara intensif kepada korban gizi buruk,” tuntut Ryan.
Diceritakan Ryan, bahwa korban yang menderita gizi buruk ini sudah 3 hari di Kecamatan Bangkinang Kota. Pada hari Jum’at (02/09/2016) sekira pukul 19:40 WIB, Putra dan Putri korban kakak beradik menderita gizi buruk ini anak dari Musleh (27) di bawa ke RSUD didampingi oleh beberapa mahasiswa dan pengurus GPPI Kampar, namun korban tidak bisa di rawat di rumah sakit tersebut.
“Karena alasan ampuh dari rumah sakit adalah ruangan untuk anak tidak ada yang kosong dan tidak ada solusi satupun yang bisa di berikan oleh pihak rumah sakit kepada anak tersebut. Apakah ini namanya pelayanan rumah sakit yang bagus ?, apakah anggaran RSUD kurang untuk bisa menampung pasien yang sakit,” tanya Ryan.
Namun mahasiswa tidak putus asa untuk kembali mencoba untuk membawa anak korban gizi buruk untuk kembali mendapatkan perawatan intensif dari pihak rumah sakit.
Pada hari Sabtu (03/09/2016) malam, kemarin sekitar pukul 21:00 WIB, Putra dan Putri  sudah mendapat perawatan intensif dari pihak RSUD Bangkinang dan dirawat di ruangan kelas 3 bagian anak.
“Walaupun sedikit kesal mahasiswa terhadap pelayan yang diberikan oleh pihak RSUD Bangkinang karena memberikan ruang pelayanan anak kelas 3,” pungkasnya.
beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *