MALANG, beritalima.com| Layanan ambulance di RSUD Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, mendadak viral. Pasalnya dikeluhkan dari akun facebook Andik Syaifudin bahwa, kinerja petugas operasional mobil ambulance RSUD Kanjuruhan Kepanjen yang enggan mengantar jenazah pasien RSUD dengan dalih ambulan rusak dan kehabisan bensin.
Dikutip dari akun Andik Syaifudin, yang dibagikan hingga 156 share ke media sosial Facebook tersebut, kejadian pertama terjadi pada tanggal 6 april 2019 dan kedua terjadi pada tanggal 26 april 2019 lalu. Meski dianggap sepele, tak urung kejadian ini menjadi pertanyaan banyak pihak terhadap kinerja petugas Rumah Sakit berplat merah ini yang baru saja meraih akreditasi B dari Pemerintah RI.
Menurut postingan Andik itu, menjelaskan tentang layanan operasional ambulans di RSUD Kanjuruhan. Peristiwa itu bermula saat ada seorang warga yang meninggal dunia sekitar pukul 23.00 WIB, Jumat (26/4). Saat itu, pihak keluarga diarahkan menuju ke Instalasi Kamar Jenazah. Selanjutnya, Andik menjelaskan, disitu muncul kejadian dimana jenazah warga yang meninggal tadi tidak dapat diangkut menuju rumah duka menggunakan ambulance milik RSUD Kanjuruhan,” tulis Andik dalam unggahannya.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2429708367040954&id=100000054426542
Pihak petugas RSUD Kanjuruhan, dijelaskan Andik bahwa ketika itu berdalih tidak bisa mengantar ke rumah duka karena dari tiga unit ambulans yang ada, dua diantaranya mengalami kerusakan, sedangkan satu unit sisanya kehabisan bahan bakar.
“Sekian lama berdebat tidak ada solusi, bahkan petugas seakan enggan mencari solusi. Alasannya mobil hari itu udah banyak mengantar jenazah, BBMnya habis. Tidak bisa bon karena hari Sabtu Minggu,” tulis Andik dalam unggahan di akun Facebook-nya.
Setelah cukup lama tidak menemukan solusi, akhirnya pihak keluarga yang meninggal itu mencari bantuan sendiri. Mereka mencari bantuan ke FK2MR ( Forum Komunikasi Kemanusiaan Malang Raya) dan akhirnya, didapat bantuan ambulan dari Paguyuban Pasundan.
Di tengah proses kedatangan ambulans dari Paguyuban Pasundan itu, kata Andik, sekitar pukul 02.15 WIB, ada satu pasien lagi yang meninggal. Petugas rumah sakit pun terlihat panik.
“Dari sini mulai kelihatan panik petugas kamar mayat. Ada 2 jenazah yang membutuhkan ambulance. Satu sudah dapat bantuan dan satu belum. Entah bagaimana koordinasinya, petugas mengeluarkan ambulance ke luar RSUD (kami mengira itu mungkin mengisi BBM). Kami dan warga sempat emosi karena kenapa tidak dari tadi berpikir cerdas seperti itu. Kenapa tidak dari tadi berinisiatif dan berkoordinasi dengan pimpinan di atasnya,” beber Andik dalam unggahannya.
Sekitar pukul 02.30 WIB, bantuan ambulans dari Paguyuban Pasundan datang dan mengangkut jenazah pasien yang meninggal pertama tadi, tak berselang lama ambulans rumah sakit yang tadi keluar juga sudah kembali.
“Warga awalnya emosi hendak marah-marah bisa diredam, kasihan jenazahnya, biar cepat pulang. Ini adalah sebuah contoh sistem pelayanan publik yang tidak segera di benahi. Kasihan petugas-petugas RSUD yang lain yang telah bekerja keras memberikan pelayanan yang baik dan tulus menjaga nama baik RSUD tapi dirusak oleh kejadian-kejadian seperti ini,” tuturnya.
Kejadian ini, Andik pun mempertanyakan layanan rumah sakit yang baru saja mendapat predikat paripurna bintang lima dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) itu.
“Pertanyaan kami ini rumah sakit sistemnya gimana dalam penanganan pasien khususnya yang meninggal dunia? Tidak ada kah check kondisi kelayakan mobil? Dan check kondisi ketersediaan BBM serta mekanisme darurat ketika tidak terjadi kejadian kehabisan BBM? Jika kehabisan masak gak bisa mengisi ke pom bensin terdekat, sampai kami tawarkan kita yang isi BBM jika memang tidak ter-cover RS,” terangnya.
“Dalam 2 Minggu ini 2 mobil plat merah mangkrak yang katanya trouble atau rusak apa tidak ada upaya untuk memperbaikinya? Agar ketersediaan mobil ambulance pengganti ready sewaktu-waktu sehingga kejadian seperti ini tidak terjadi. Sepele tetapi memalukan dan sangat fundamental bagi sekelas rumah sakit pemerintah,” terang Andik.
Postingan tersebut juga mendapat respon dari netizen hingga sebanyak 602 komentar, sudah dibagikan hingga 128 share. Namun, hingga berita ini dinaikan belum ada klarifikasi langsung dari pihak terkait. [red]