SURANAYA, beritaLima – Apabila pada umumnya pejabat sekelas wali kota berpenampilan formal dengan gaya khas birokrasi, hal ini tidak berlaku bagi wali kota perempuan pertama di Surabaya. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di akhir pekan, justru beraktifitas kerja seperti hari biasa, dengan memakai baju bebas namun rapi. Tetapi ada hal yang berbeda pada style dari atas hingga ke bawah yang digunakan.
Seperti terlihat pada pagi ini, Sabtu (16/03), Wali Kota Risma mengawali aktifitas kerja dengan menggunakan sepatu boot dan kemeja kotak-kotak ala penyanyi Rock N Roll. Bersama para pejabat di lingkungan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya, ia memimpin jalannya sidak ke beberapa lokasi.
Dalam kunjungan pertama, ia bersama jajarannya menuju ke strend Kali Jagir sisi sebelah utara. Tampak, ia tak canggung berjalan-jalan santai sembari mengamati kawasan tersebut. Dengan style santai, ia terlihat beberapa kali memberi arahan kepada jajarannya untuk rencana revitalisasi dalam waktu dekat.
Wali Kota Risma ingin agar lokasi tersebut dipercantik dengan penambahan taman dan tempat bermain anak-anak, seperti ayunan, jungkat-jungkit dan perosotan. Bahkan, pihaknya juga mengaku akan membangun tembok pembatas di bibir sungai itu. “Kita tidak merubah apa-apa, hanya mempercantik dan memanfaatkan yang sudah ada,” kata Wali Kota Risma di sela-sela melakukan tinjauan di strend Kali Jagir sisi utara, Sabtu, (16/03/19).
Selanjutnya, ia bersama jajarannya melanjutkan tinjauan menuju taman yang berada di Jalan Ngagel Surabaya. Taman yang berada di sepanjang bibir sungai itu, akan dipercantik dengan aneka bunga warna-warni lengkap dengan ornamen lampu hias. “Sebetulnya ini (tujuan) bukan untuk mempercantik, tapi bagaimana kemudian ada investasi yang kita keluarkan, kita kan merawat taman ini, tapi bisa kemudian memberikan dampak positif ke masyarakat,” ujarnya di sela-sela tinjauannya.
Dampak yang didapat dengan mengoptimalkan taman adalah bisa digunakan masyarakat untuk beraktifitas positif, seperti bersantai bersama keluarga ataupun berolahraga. Dampak positif lain, masyarakat bisa mempunyai usaha di sekitaran taman tersebut.
Menurutnya, banyak orang dari luar kota datang ke Surabaya dengan menggunakan sepeda angin. Mereka biasanya datang untuk Gowes, tapi terkadang juga hanya sekedar jalan-jalan di jogging track. Karena itu, ia kemudian mengarahkan jajarannya agar jogging track yang berada di sepanjang bibir sungai hingga arah Jembatan Ujung Galuh itu dipercantik. “Karena itu kemudian kita siapkan fasilitas itu. Jadi mereka mungkin sekali datang ke Surabaya merasa enak, dia bisa ngajak teman-temannya yang lain,” terangnya.
Dengan begitu, kedatangan mereka ke Surabaya juga akan berimbas pada sektor ekonomi. Para pedagang di sekitar taman, bisa memperoleh penghasilan dari kunjungan mereka, sehingga hal ini berpotensi menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Surabaya. “Karena itu, ini saya coba menghidupkan taman-taman atau potensi yang bisa kita kembangkan untuk menjadi wisata,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Wali Kota Risma juga berencana mengoptimalkan Taman Ngagel dengan menambah objek wisata perahu, seperti di Sungai Kalimas. Ia mengaku akan berkoordinasi dengan jajarannya untuk rencana pemanfaatan wisata perahu tersebut. “Kalau selama ini hanya di Kalimas, yang di (Sungai) Ngagel ini mungkin bisa kita gunakan (perahu wisata) sampai ke Kayoon,” katanya.
Usai berkeliling meninjau Taman Ngagel, wali kota yang juga menjabat sebagai Presiden Belt Road Local Cooperation (BRLC) itu kemudian mengakhiri sidaknya dengan mengunjungi Kantor Taman Rayon Surabaya Timur yang berada di Jalan Tenggilis Tengah No. 1 Surabaya.
Di kantor yang berdampingan dengan rumah kompos itu, Wali Kota Risma tampak berkeliling melihat-lihat kondisi lahan sekitar. Di lokasi ini, Wali Kota Risma mengaku akan membangun Tempat Pembuangan Sampah (TPS) untuk kawasan Surabaya Timur. Namun, dengan konsep pengelolaan sampah 3R (Reuse, Reduce dan Recycle). “Jadi kita kurangi sampah yang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir), kita buat tempat sampah di sini, jadi bukan hanya sekedar rumah kompos, tapi yang 3R,” tuturnya.
Bahkan, TPS itu bakal dilengkapi dengan teknologi yang dapat mengubah sampah menjadi energi listrik. Ia menargetkan, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) tersebut diharapkan dapat menghasilkan energi listrik sebesar 4 Megawatt. “Pengalaman di Wonorejo itu bisa menghasilkan 4 Megawatt. Mudah-mudahan ini juga bisa 4 Megawatt. Lokasinya di sini (Rumah Kompos Tenggilis),” pungkasnya. (*)